Lihat ke Halaman Asli

Julita Manurung

Mahasiswa Sistem Informasi Universitas STMIK Triguna Dharma

Ketika Penyesalan Datang Terlambat

Diperbarui: 26 Juli 2023   14:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.pexels.com/

Selalu saja, manusia itu selalu menyadari kesalahannya diakhir, disaat semua tidak bisa lagi diperbaiki. Dan hal itu selalu saja terjadi, yang dinamakan dengan penyesalan. Aku memiliki teman yang begitu dekat yang hampir setiap hari kita melakukan aktivitas bersama. Namun sebulan belakangan ini kita sibuk dengan dunia kita masing-masing. Semua ini berawal dari keegoisannya yang selalu ingin didengar, selalu ingin diprioritaskan, selalu ingin dimengerti dan selalu ingin dipahami. Sampai akhirnya, aku yang selalu berusaha mengalah agar pertemanan ini tetap awet akhirnya memilih untuk menyerah dan mengintropeksi diriku untuk tidak mengulangi hal itu lagi dipertemananku selanjutnya dengan orang lain.

Ya, aku memilih untuk mengcut-offnya dan mencoba melakukan hal-hal baru dengan teman baruku yang saat ini kita juga sudah semakin dekat. Aku tidak mau lagi melakukan hal yang sama, mengalah hanya agar pertemanan ini tetap awet. Melainkan aku merubah diriku dengan juga tidak menjadi egois, tetapi jika kita mengalami masalah aku mengajak mereka untuk berkumpul dan membicarakannya. Menurutku ini pertemanan secara dewasa yang tidak sindir-sindiran melalui media sosial dan tidak mengumbar aib satu sama lain ke orang-orang terdekat.

Aku tidak pernah menyesali untuk melangkah meninggalkan orang yang tidak menghargaiku. Sebulan berlalu, tiba-tiba teman yang sudah asing denganku kembali menemuiku, meminta maaf dan ia menyadari semua kesalahannya namun berat bagiku untuk memaafkannya. Aku memilih untuk berdamai dengan diriku sendiri dan mengatakan kalau masa pertemanan kita sepertinya sudah berakhir. Mungkin sudah waktunya kita mengejar impian kita masing-masing itulah alasanku agar ia tidak terlalu sakit dengan kata-kata yang kuucapkan. Sebenarnya, menghapus seorang teman yang selama ini hampir ada disetiap perjalanan hidup kita berat, namun kita harus berusaha pelan-pelan agar tidak menyakiti diri kita sendiri terlalu lama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline