Zaman sekarang, memang banyak sekali wanita yang rela jadi bucin demi mempertahankan pacarnya, yang katanya kelak akan jadi suaminya nanti. Padahal, pacaran kan belum tentu jodoh. Lalu, buat apa menjadi wanita bucin kalau sebenarnya, kita ini bisa lebih kuat dari itu.
"Takut jomblo?" tanyaku kepada Rere, salah satu sahabat dekatku dikampus.
"Mungkin iya!"
"Tapi, mau sampai kapan sih kamu jadi wanita bucin?"
"Ya, gak tau sih sampai kapan! Yang pasti, aku rela deh lakuin apa aja, yang penting dia bahagia terus sama aku."
"Kamu ngerasa gak sih, kalau kamu itu sebenarnya hanya nyakitin diri kamu sendiri?"
"Maksud nya?"
"Kamu selalu berusaha untuk nyenengin hati pacar kamu, sedangkan dia? Pernah gak, dia berfikiran yang sama untuk bisa nyenengin hati kamu juga?"
"Gini ya, selama aku senang menjalani hubungan dengan dia, kenapa aku harus repot mikirin dia, yang entah kapan akan membuatku menjadi wanita paling spesial, seperti yang selama ini aku buat ke dia."
"Berarti, kamu kan yang menganggap dia spesial banget. Sedangkan dia, ya biasa aja ke kamu. Jadi, buat apa sih kamu terus-terusan jadi wanita bucin demi dia?"
"Menjadi wanita bucin itu gak salah kok. Yang salah itu, menjadi wanita egois yang hanya memikirkan perasaannya sendiri. Sedangkan perasaan pasangan, hanya diabaikan gitu aja."