Lihat ke Halaman Asli

Julita Manurung

Mahasiswa Sistem Informasi Universitas STMIK Triguna Dharma

Aku Bukan Dilan 1990 [Part 2]

Diperbarui: 15 Juni 2019   14:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwiw_IHk_-riAhVSC6wKHfdbBFcQjRx6BAgBEAU&url=%2Furl%3Fsa%3Di%26source%3Dimages%26cd%3D%26ved%3D%26url%3Dhttps%253A%252F%252Fdeskgram.net%252Fexplore%252Ftags%252Ffanartdilan%26psig%3DAOvVaw2YFT3sDNO2h21fBIKd3X-3%26ust%3D1560671198231596&psig=AOvVaw2YFT3sDNO2h21fBIKd3X-3&ust=1560671198231596

"Makasih ya, udah mau nganterin aku."

"Sama-sama. Oh iya mas, kalau bawa motor, jangan ngebut ya. Dan jangan sampai, masnya melanggar lampu lalu lintas,"ucap Dilan spontan.

"Kamu khawatirin aku?"

"Iya, aku takut kamu kenapa-kenapa nanti."

"Makasih ya Dilan."

"Sama-sama Salma. Aku ikutin dari belakang ya!"

"Gak usah ah, aku malu tahu!"

"Kalo mbak dan masnya ngobrol terus, mendingan enggak usah jadi naik ojek saya,"ucap si abang ojol dengan kesal.

"Lah, kok gitu sih mas! Kan aku ngobrolnya juga gak terlalu lama,"ucapku membela diri.

"Iyaudah, sekarang mbaknya masih mau ngobrol lagi?"

"Gak mas, kita jalan sekarang ya. Soalnya ini udah hampir jam 10 malam."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline