GURU (Sensei) ( ()) & NEGARA JEPANG
oleh: Julia R.S. Banurea
Guru Sekolah Dasar
"Berapa jumlah guru yang tersisa"?. Adalah Kalimat pertanyaan yang dilontarkan Kaisar Jepang, Hirohito kepada para jendral, setelah Kota Hirosima dan Nagasaki hancur akibat bom atom.
Pertanyaan tentang jumlah guru yang tersisa menyebabkan para jendral bingung. Awalnya para Jendral mengira Kaisar akan bertanya tentang pasukan. Para jendral menyatakan bahwa mereka masih mampu menyelamatkan kaisar tanpa guru.
Kaisar Jepang mengatakan bahwa Jepang luluh lantah karena tidak belajar. Mereka tidak memiliki pengetahuan tentang bom yang dijatuhkan Amerika dan sekutu.
Kaisar juga menyatakan bahwa Jepang akan tertinggal jika tidak belajar. Akhirnya para jendral mengumpulkan guru yang tersisa. Karena gurulah kini tumpuan rakyat Jepang. Bukan pada senjata dan kekuatan pasukan.
Setelah guru dikumpulkan, pemerintah memfokuskan diri dalam membina guru dan dunia pendidikan. Sehingga keberadaan guru di Jepang menjadi hal yang sangat krusial. Sejak saat itu Negara Jepang mulai bangkit.
Sekarang Jepang menjadi salah satu negara super power dan paling maju di dunia. Segala bidang kehidupan meningkat akibat fokus pada bidang pendidikan.
Negara Jepang, dengan kultur edukasi piramida terbalik, menyatakan bahwa social life Jepang berada di pendidikan. Sehingga jika pendidikan membaik, maka secara otomatis aspek kehidupan lainnya akan meningkat. Seperti ekonomi, teknologi, politik, sosial budaya dan lainnya.
Guru menjadi sentral yang diperhatikan dengan saksama. Pengetahuan, keterampilan, kesejahteraan dan prospek guru ke depan menjadi sebuah hal yang terus ditingkatkan.