Lihat ke Halaman Asli

Juliarni Clarisa Rajagukguk

Guru - SMK - Teknik Instalasi Tenaga Listrik

Cahaya di Tengah Hujan

Diperbarui: 21 September 2024   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah desa terpencil, hujan turun deras tanpa henti selama berminggu-minggu. Sungai-sungai meluap, sawah-sawah terendam, dan langit selalu kelabu. Namun, di tengah bencana itu, ada satu hal yang membuat orang-orang tetap bertahan: Cahaya. Cahaya itu bukan dari matahari, melainkan dari lentera tua yang ada di rumah milik Pak Burhan.

Pak Burhan adalah seorang pria tua yang dikenal bijaksana. Rumahnya terletak di puncak bukit, dan lentera di depan rumahnya selalu menyala, meskipun hujan turun seharian. Penduduk desa sering datang berkunjung ke rumahnya saat keadaan terasa begitu berat. Bagi mereka, lentera Pak Burhan adalah simbol harapan.

Suatu hari, Devi, seorang gadis remaja, datang berkunjung ke rumah Pak Burhan. Ia merasa sangat putus asa karena keluarganya kehilangan ladang akibat banjir. Di bawah rinai hujan, Devi berdiri di depan rumah Pak Burhan, dengan tubuh gemetar karena kedinginan. Tanpa ragu, Pak Burhan mempersilakannya masuk.

"Kenapa kau datang ke sini, Nak?" tanya Pak Burhan lembut, sambil menyodorkan secangkir teh hangat.

"Aku tidak tahu harus ke mana lagi, Pak. Semua yang kumiliki sudah hilang," jawab Devi, matanya penuh air mata.

Pak Burhan tersenyum. "Di tengah kegelapan dan hujan, selalu ada cahaya. Kau mungkin tidak bisa melihatnya sekarang, tapi itu ada. Sama seperti lentera ini, harapanmu akan terus bersinar meskipun terasa gelap."

Devi terdiam. Kata-kata itu menembus hatinya. Sejenak, ia memandang lentera tua di sudut ruangan yang terus berkelap-kelip.

"Mungkin benar, aku harus percaya bahwa badai ini akan berlalu," gumam Devi pada dirinya sendiri.

Malam itu, Devi pulang dengan perasaan sedikit lebih tenang. Lentera Pak Burhan tetap menyala, dan cahaya dari rumah di atas bukit itu seolah mengiringinya kembali. Meski hujan belum berhenti, Devi mulai melihat bahwa harapan selalu ada, seperti cahaya yang tak pernah padam di tengah badai.

Terkadang, yang kita butuhkan hanyalah sedikit cahaya untuk menemukan jalan keluar dari kegelapan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline