[caption id="attachment_154146" align="aligncenter" width="411" caption="Mulanya Hobi, Kini jadi Profesi (Doc. pribadi, Bedugul 4 Jan 2012)"][/caption] By. Julianto Simanjuntak** Kami sungguh menikmati liburan keluarga di awal tahun 2012 ini. Khususnya saat memandang keindahan Danau Beratan di Bedugul kami berkenalan dengan Pak Putu Budhi Setiawan. Hidupnya memberi insipirasi. Di taman itu setiap harinya Pak Putu bekerja sebagai pelukis wajah, di atas karton putih. Hanya bermodalkan pinsil dan karton putih, dia berkarya memberi sukacita pada banyak orang. Lewat bakatnya menggambar yang istimewa. Pak Putu terkenal di bedugul. Dia menikah dan dikaruniai empat orang putra. Anak pertama baru tamat Sarjana Hukum besar usia 22 tahun. Anak kedua umur 15 kelas II SMP, dan dua lagi masih SD. Anak yang kedua tampak sibuk membantu sang ayah saat kami ngobrol dan minta digambar Pak Putu. [caption id="attachment_154147" align="aligncenter" width="392" caption="Antri, Menunggu gilran (Doc.Pribadi)"]
[/caption] Pak Putu (39 thn) bercerita, sebelum profesi menggambar wajah ini dia bekerja sebagai guide di sebuah hotel. Namun berkat membaca sebuah buku yang diberikan seorang turis, dia sadar akan satu hal ini: "Hidup sukses dimulai pada usia 35 tahun. Saat dimana saya harus punya profesi yang menetap dan menyukainya." Itu sebabnya saat berusia 31 tahun, Putu bertekad beralih profesi agar bisa jadi "majikan" sendiri. Tak kebetulan Putu punya hobi menggambar. Karena itu ia bertekad menjadikan hobinya menjadi profesi, menggambar sketsa. Bermodalkan karton dan pinsil. Kalau lagi ramai sejak jam 12 siang hingga enam sore dia bisa melukis sampai 20 wajah. Setiap gambar/wajah seharga rp. 100 ribu rupiah. Lumayan juga khan, dibanding tetap jadi guide di hotel. Namun tidak selalu keadaan ramai, ada kalanya juga sepi. Orangnya asyik, sambil menggambar wajah kami Pak Putu senang bercerita sambil ngelawak. Suasana menjadi hidup dan menyenangkan. Setelah kami masih ada lima orang yang antri. [caption id="attachment_154148" align="aligncenter" width="300" caption=" Hasil lukisan wajah Bang JS, Wih lebih mudah 10 tahun he he (Doc. Pribadi)"]
[/caption] Wah lumayan juga penghasilan Pak Putu. Berhubung libur tahun baru, taman itu memang terbilang ramai. Keberaniannya menjadikan hobi ke profesi patut menjadi contoh. Menurut penuturannya, profesi menggambar wajah ini membuat keluarganya lebih sejahtera, ekonominya semakin baik. Anak sulungnya saat ini sedang mempersiapkan diri mengambil studi master di bidang hukum. Saya Kagum dengan Pak Putu, akan semangat dan keberaniannya yang kuat untuk bekerja mandiri. Mengubah hobi jadi profesi. Tibalah giliran saya dan istri digambar Pak Putu. Tiap kami hanya butuh waktu sepuluh hingga lima belas menit. Tangannya gesit, dan satu kalipun tidak menggunakan penghapus atau salah. [caption id="attachment_154025" align="aligncenter" width="364" caption="Pak Putu menyerahkan hasil gambarnya ke Bang JS (Doc. Pribadi)"]
[/caption] Sempat pak Putu terganggu, karena saat menggambar wajah kami mendadak datang dua keluarga minta digambar juga. Wahh lumayan nambah lagi rejeki 500.000 rupiah. Maka hasil wajah Bang JS jadi lebih muda 10 tahun he he he. Itu cara Pak Putu menghibur kami. Setelah wajah kami selesai digambar, saya minta anak sulung kami mengabadikan penyerahan hasil karya Pak Putu tadi. Senangnya liburan ini....Memuaskan. Terima kasih Pak Putu Bang JS
Hidup Lebih Utama Dari Fasilitas Hidup
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H