Lihat ke Halaman Asli

Anak No. 1 Bukan No. 2

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1311898293729747192

[caption id="attachment_121795" align="aligncenter" width="396" caption="Anak adalah Milik Pusaka. (Ill. Google)"][/caption]

by. Julianto Simanjuntak ***

"Anakku itu .....kekayaan bagiku

Meski aku tidak punya penghasilan besar

aku senang anakku tidak kekurangan dan bisa sekolah 'setinggi-tingginya'.

Sbab bagiku anak lebih berharga dari apapun..."

Itulah sekeping lagu (terjemahan bebas) dari lagu "Anak adalah kekayaan bagiku" (Anakhonki do hamoraon di au). Lebih  kurang syairnya mengungkapkan isi hati orangtua akan anaknya. Lagu itu menekankan, anak adalah kekayaan,   kemuliaan dan kebanggaan ortu.

Demi Anak

Dari untaian syair lagu di atas diungkapkan bahwa salah satu wujud kebanggaan orantua adalah menyekolahkan anak setinggi-tingginya. Ya, 'setinggi' yang bisa dilakukan orangtua. Mereka bekerja keras dari pagi hingga malam. Rela tidak pake perhiasan, dlsb. Prinsipnya rela berhemat,  menyangkal diri dari semua kesenangan, Semua demi anak.

Mengapa mengutamakan (pendidikan) anak, sebab sekolah dianggap sebagai investasi  terbaik bagi masa depan anak. Diyakini menjadi pintu masa depan, dan  menjadi berkat bagi masyarakat.

Filsafat lagu ini  membantu  etos kerja. Kita didorong bekerja dengan  rajin, bersemangat, dan punya tujuan jelas.  Kita  bekerja demi menyiapkan anak anak menyekolahkan mereka semaksimal yang bisa kita usahakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline