Lihat ke Halaman Asli

Julianda Boangmanalu

ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam

Presidensi G20: Kesempatan Emas Bagi Indonesia

Diperbarui: 5 Juli 2022   21:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (portal.merauke.go.id)

Sejak pembentukannya, untuk pertama kalinya Indonesia memegang Presidensi Group of 20 (atau sering disebut G20). Merupakan forum kerjasama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (UE) yang memiliki kelas pendapatan menengah hingga tinggi, negara berkembang hingga negara maju. 

Keanggotaannya terdiri dari Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Republik Rakyat Tiongkok, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Republik Korea, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

Periode Presidensi Indonesia berlangsung selama satu tahun, mulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022. Serah terima keketuaan (handover), berlangsung pada KTT G20 di Roma, Italia, pada tanggal 31 Oktober 2021 dari PM Mario Draghi (Presidensi Italia) kepada Presiden Jokowi.

G20 adalah forum internasional yang fokus pada koordinasi kebijakan di bidang ekonomi dan pembangunan. G20 merepresentasikan kekuatan ekonomi dan politik dunia, dengan komposisi anggotanya mencakup 80% PDB dunia, 75% ekspor global, dan 60% populasi global. Untuk itu, G20 dianggap penting karena menjadi perhatian dan representasi global.

Sejak berdirinya pada tahun 1999, G20 lahir sebagai respons atas krisis ekonomi dunia pada tahun 1997-1998. Tujuannya adalah memastikan dunia keluar dari krisis dan menciptakan pertumbuhan ekonomi global yang kuat dan berkesinambungan. 

Kini, dunia kembali berada pada masa krisis multidemensional akibat pandemi COVID-19. G20 sebagai kumpulan ekonomi utama dunia, yang memiliki kekuatan politik dan ekonomi, memiliki kapasitas untuk mendorong pemulihan.

Untuk itu, sebagai Presidensi G20, Indonesia mengusung semangat pulih bersama dengan tema "Recover Together, Recover Stronger". Melalui tema tersebut, Indonesia ingin mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.  

Setidaknya, ada tiga alasan Indonesia mejadi layak memegang Presidensi G20. Pertama, karena Indonesia adalah satu-satunya anggota ASEAN dan G20 yang berperan penting dalam pemulihan kesehatan dan perekonomian dunia. Kedua, Indonesia menduduki peringkat 10 dalam daftar paritas daya beli (Purchasing Power Parity) diantara anggota G20. Ketiga, Indonesia juga menjadi kekuatan pasar baru (New Established Market) dengan PDB di atas 1 Triliun US Dolar. 

Presidensi Indonesia fokus pada tiga sektor prioritas yang dinilai menjadi kunci bagi pemulihan yang kuat dan berkelanjutan, yaitu: (1) penguatan arsitektur kesehatan global, (2) transformasi digital, dan (3) Transisi energi. Sehingga, Indonesia berperan aktif dalam beberapa inisiatif di forum G20, seperti:

  1. Global Expenditure Support Fund (GESF); yaitu dukungan terhadap negara berkembang untuk mengamankan anggaran nasional dalam krisis likuiditas Global Infrastructure.
  2. Connectivity Alliance (GICA); yaitu mendukung konektivitas melalui kooperasi dan pertukaran pengetahuan.
  3. Inclusive Digital Economy Accelerator (IDEA HUB); yaitu forum tempat berkumpulnya para start-up unicorn di seluruh negara G20 untuk saling bertukar ide.

Lalu, apa manfaat bagi Indonesia sebagai Presidensi G20?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline