Lihat ke Halaman Asli

Julianda Boangmanalu

ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam

Petani Kelapa Sawit Menjerit

Diperbarui: 2 Juli 2022   09:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: https://www.liputan6.com

Masih menjadi polemik terkait merosotnya harga Tanda Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Indonesia. Sejak beberapa minggu belakangan ini, harga TBS kelapa sawit ditingkat petani terus merosot (menurun). Bahkan, saat ini harga tandan buah segar (TBS) sawit sudah di bawah Rp 1.000 per kg. 

Terjadinya penurunan harga TBS ini disebabkan karena menurunnya permintaan pabrik. Banyak Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang tidak lagi mengolah TBS akibat tangki CPO penuh. Diperhitungkan dampak penurunan harga TBS tersebut menyebabkan petani sawit merugi sekitar Rp1,5 juta hingga Rp2 juta per hektare per bulan.

Pernyataan dari Technical Analyst MNC Sekuritas, T Herditya Wicaksana mengatakan secara fundamental, penurunan harga CPO global turut didorong oleh kebijakan pemerintah Indonesia untuk menstabilkan harga minyak goreng yang sempat melonjak beberapa waktu lalu (idxchannel.com).

Setelah dibukanya keran ekspor, dalam perjalanannya tidak serta-merta perusahaan langsung mengekspor minyak sawit mentah, melainkan harus ada pengajuan izin lagi. Kebijakan dari Kementerian Perdagangan tentang penambahan biaya ekspor sebesar USD600 per ton dinilai sangat memberatkan para buyer. Disisi lain, penurunan permintaan dari India dan China yang dinilai semakin membebani harga CPO. 

Untuk itu, diperlukan perhatian serius dari pemerintah untuk mencari jalan keluar atas persoalan penurunan harga TBS tersebut. Pemerintah harus membuat kebijakan yang bisa memberikan solusi atas permasalahan tersebut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline