Lihat ke Halaman Asli

Julianda Boangmanalu

ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Suku Bangsa Dan Kemuliaan Personal

Diperbarui: 18 November 2020   01:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surah Al Hujurat:13: "Hai Manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang paling mulia di antara kamu di Sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."


Berangkat dari ayat di atas, memberikan pemahaman bagi kita bahwa manusia diciptakan di dunia ini menjadi berbeda-beda suku bangsa bukan karena ketidaksengajaan. Allah, Tuhan sekalian alam yang Maha Menciptakan dan Maha Berkehendak telah menciptakan kita (Manusia) bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling kenal-mengenal. 

Sangsikah kita dengan firman Allah yang termaktub dalam mu'jizat terbesar Rasulullah SAW, yang telah terbukti kebenarannya?


Allah tidak menyebutkan bahwa manusia diciptakan berbeda untuk saling mengolok keburukan manusia lainnya. Kita juga tidak diperintahkan untuk saling menguasai manusia lainnya. Manusia juga bukan makhluk yang diciptakan untuk saling teror dan mengganggu kedamaian.


Bila kita pahami secara mendalam, kemuliaan seseorang tidak dapat dinilai berdasarkan suku yang disandangnya. Karena keberadaan semua suku pada dasarnya sama, yaitu sama-sama diciptakan Allah. 

Sehingga, bila kita meyakini kebenaran firman tersebut, sudah seharusnya bagi kita untuk tidak saling 'menganggap lebih mulia' suku sendiri dan mengolok-olok suku lainnya. Karena hal itu tentunya sangat bertentangan dengan ayat tersebut di atas.


Di sisi lain, untuk menilai kemuliaan seseorang secara personal tidak dapat dilakukan secara subjektif manusia, karena berdasarkan ayat tersebut bahwa sesungguhnya orang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang paling takwa. Dan, ketakwaan tersebut tentunya hanya dapat dinilai oleh Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Mengenal. 

Sehingga sebagai muslim yang baik, sudah saatnya bagi kita untuk saling menghormati sesama bukan karena suku yang disandangnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline