Lihat ke Halaman Asli

Julianda Boangmanalu

ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Fenomena Bjorka dan Runtuhnya Kepercayaan Publik terhadap Pemerintah

Diperbarui: 13 September 2022   08:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi hacker Bjorka. /Kolase foto Twitter/@bjorkanism dan Reuters/Kacper Pempel 

Kehadiran peretas Bjorka ke publik memunculkan fenomena sosial yang sangat menarik untuk dibahas. Sejak kemunculannya menjadi sorotan dan menuai berbagai tanggapan publik.

Peretasan yang dilakukannya dengan leluasa terhadap data-data yang bersifat rahasia yang seharusnya tersimpan rapi dan aman dari segala tindakan pencurian atau peretasan.

Fenomena Bjorka seolah membuktikan ketidakberdayaan pemerintah dan aparatnya dalam mengungkap dan menemukannya. Pemerintah seolah tidak berdaya atas ulah Bjorka yang sewenang-wenang meretas data-data penting dan privat.

Apapun dibalik motivasinya melakukan peretasan tersebut, perbuatan Bjorka tentu tidak baik dan bahkan melanggar hukum yang berlaku di negara kita.

Namun yang menjadi menarik adalah, tidak sedikit netizen yang justru memberikan dukungan dan setuju atas perbuatan Bjorka yang membeberkan data-data rahasia terutama berkaitan dengan skandal besar yang pernah terjadi di Indonesia. 

Kasus munir, misalnya. Bjorka menuding bahwa Ketua Umum Partai Berkarya, Muchdi Purwopranjono, adalah dalang pembunuhan mantan Koordinator Kontras dan aktivis HAM, Munir Said Thalib atau dikenal dengan Munir. Saat itu, Muchdi menjabat sebagai Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus.

Sebelumnya, Bjorka juga berhasil meretas data pribadi dari Menkominfo Johnny G Plate dan Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo, secara detail mencakup nomor telepon, email, nama lengkap, jenis kelamin, NIK, dan data kependudukan lainnya.

Beberapa data lainnya juga sudah ia retas, seperti pengguna data SIM card, data history pelanggan Indihome, surat dari BIN ke Presiden Jokowi berlabel "rahasia", dan juga database MyPertamina.

Bahkan ia juga sempat menyinggung beberapa pejabat tinggi di negeri ini, seperti Menteri BUMN Erick Thohir, Ketua DPR RI Puan Maharani, serta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. 

Ia juga mengomentari terkait kasus Ferdi Sambo yang menyatakan ada keterkaitan Tito Karnavian dalam kasus tersebut. Hal ini ditulis dalam cuitannya di akun Twitter @bjorxanism pada 12 September 2022.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline