Lihat ke Halaman Asli

Mahabbah Kerinduan

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku menantangmu wahai bintang, kau tau tangan malam sedang mencekikku dengan kesunyian.

Tapi kau hanya diam, tak mau menolongku.

Kau malah semakin arogant dengan cahaya kilaumu..

Aku menantangmu wahai rembulan, kau tau hamparan angkasa menyiksaku dengan kesendirian.

Tapi kau hanya diam, tak mau membantuku.

Kau malah semakin arogant dengan bentuk sabitmu..

Aku menantangmu wahai lautan, kau tau luasnya samudra menenggelamkanku kedalam pusaran cinta.

Tapi kau hanya diam, tak mau menarikku.

Kau malah semakin arogant dengan debur ombakmu..

Aku menantangmu wahai langit, kau tau tebalnya awan menghujaniku dengan berbagai rasa yang tak beraturan.

Tapi kau hanya diam, tak mau memayungiku.

Kau malah semakin arogant dengan cerahnya birumu..

Aku menantangmu wahai galaksi, kau tau lingkaran porosmu memutar fikiranku yang semakin melayang.

Tapi kau hanya diam, tak mau menuntunku.

Kau malah semakin arogant dengan indahnya planet-planetmu..

Aku menantangmu wahai seluruh penghuni alam, kalian tau aku sedang dilanda mahabbah kerinduan.

Tapi kalian malah diam seribu bahasa, tanpa kata, tanpa bahasa, tanpa bicara, tanpa apapun!!!

Tak ada yang mau menolongku..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline