Lihat ke Halaman Asli

resista hakares

sederhana mensyukuri apa adanya

Persepsi Dosa

Diperbarui: 8 Juli 2024   14:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buatlah kenangan seindah mungkin/dokpri

Pentingnya melamun dan berimajinasi. Dari situ kita menggambarkan dalam benak tentang sesuatu hal yang kita coba untuk menjadikannya sebuah benda/materialisme.

Jadi ada benarnya tentang teori fikiran akan menjadikannya kenyataan. Kita mengkomunikasikan sesuatu hal yang itu sebenarnya masih prasangka antara ada dan tiada. Hal seperti ini dalam filsafat berbunyi : ide/gagasan menjadi atau menuju kebendaan/material. Ada juga pendapat filsafat yang bersebrangan. Merasakan lewat panca indra dulu/material, baru akan menemukan kodrat/pengertian dari hal tersebut.

Pendapat para ahli diatas semuanya sah-sah saja. Yang terpenting ada dialektika/pertarungan fikiran dalam menganalisa sesuatu hal. Pentingnya berfikir dulu sebelum 'bicara'. Punya pertimbangan atau perhitungan dulu, setidaknya meninimal mungkin punya jawaban 'iya' atau 'tidak' dalam berpendapat atau berproses. Tegas, tidak terlalu lama di ranah abu-abu. Ada pertanyaan maka akan menemukan jawaban.

Jangan cepat ambil keputusan, ambillah waktu sedikit untuk diam sejenak. Berfikir dan berproses sebelum menjawab suatu hal. Kalo otak elu udah canggih, mungkin bisa saja menjawab dengan cepat dan tangkas. Tapi klo dirasa otak masih tolol dan goblok, janganlah asal menjeplak/ngebacot. Konsukuensinya bisa panjang akibat ketololan bin kegoblokan itu. Kalo konsekuensinya hanya sepele atau segede terong, "ITU SIH SIKAT AJA".

Goblok dan tolol itu perlu buat diri kita, buat pelajaran dan bahan pertimbangan. Tidak ada manusia yang terlahir langsung pintar cerdas.

Kalo kita melihat orang-orang hebat, influenser, dan kita mengikuti omongan dan gaya hidupnya? Berarti kita belum tahu orang itu lebih dalam. Orang-orang itu pasti dulunya goblok, atau sekarang saat ini sedang fase lagi goblok-gobloknya.  Itu semua hanya tontonan dan saya anggap sebagai senda-gurau semata. Aku tetap berproses sebagai diriku sendiri.

Saya sangat menghargai dan meng apresiasi atas keberanian semua mahluk untuk bersikap. Baik itu sikap yang goblok maupun sikap yang cerdas/bijaksana.

Ada waktu dan tempat untuk kita bersikap atau mengambil jarak. Ada waktu dan tempatnya untuk kita berfikir dan ber goblok-goblok ria. Harus tahu kondisi, adab, peasaan, waktu, tempat, dll.

########

Sekarang saya ingin mempersepsikan yang lebih serius sedikit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline