Lihat ke Halaman Asli

resista hakares

sederhana mensyukuri apa adanya

Teman yang Berbahaya

Diperbarui: 5 Mei 2020   11:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teman yang Berbahaya disini maksudnya adalah teman yang sifat dan sikapnya berpotensi  menggangu/memanipulasi fikiran kita. Membuat diri ini menjadi ragu dan tak percaya diri. Mereka alih-alih seakan ingin mensupport ternyata malah menjatuhkan. Orang yang seperti ini banyak jumlahnya dan ada dimana-mana, atau mungkin kita salah satunya. Yaitu adanya sifat sombong, iri, dengki dan penyakit hati lainnya pada tubuhnya.

Manusia punya seleranya masing-masing, subyektif. Ada orang yang suka musik Rock dan tidak suka musik Dangdut. Tapi bukan berarti musik dangdut itu jelek. Nah "temen yang berbahaya" ini suka menempatkan diri secara subyektif dalam melihat berbagai hal, makanya ia suka memberi saran dan masukan sesuai dengan selera dalam dunianya.

Contoh: Anda ingin usaha Sablon baju, tapi temen Anda menyarankan kuliner. Anda ingin mencoba beternak ayam tetapi "teman" Anda menyarankan jual beli alat musik. Trus Anda yang ingin bercerita tetapi "teman" Anda malah sedikit mendengar banyak bicara. Jadinya bukan berbagi pikiran dan inspirasi tetapi malah dengan ke egoisannya Kita diajak/dimanipulasi untuk membantu mengejar mimpinya, bukan mimpi Mu.

Bagaimana bila saat kita sedang proses atau ingin melangkah dan berhadapan dengan "teman" yang meragukan kreatifitas kita? Mungkin kita akan terpengaruh dengan ucapan negativ nya yang megandung banyak keraguan dan saran-saran yang memusingkan. Bahkan mungkin ia malah menertawakannya saat mendengar ide/konsep Kita. Lebih baik jauhkan dulu orang-orang seperti ini yang hanya akan menghambat potensi Anda saja. Daripada Anda patah arang sebelum berjuang.

Manusia yang baik ingin menjadi produktif dan kreatif apapun itu (menulis, menggambar, membuat lagu, wirausaha, pembuat makanan, jual online dll). Hal ini bagus untuk perkembangan jiwa dan raganya, membuat cerdas dan memiliki sikap mandiri. Dan tantangan akan selalu ada.

Pada saat ingin menggeluti dunia Anda yang lebih produktif dan kreatif, itu diibaratkan mental "Kita" adalah sebuah biji atau tunas yang sangat ringkih dan gampang mati. Beda dengan mereka yang sudah berpengalaman, mereka sudah berbuah dengan batang dan akar yang kokoh. Atau diibaratkan seperti anak kecil yang sedang belajar, Kita belum bisa men filter informasi dan pengetahuan yang datang. Bila "temanmu" membandingkan Kita yang baru mulai dengan mereka yang sudah berpengalaman itu namanya perbandingan yang tidak adil. "Temanmu" melakukan sikap picik dan sok tahu disini.

Dan bukannya makudKu untuk melarang menerima masukan orang lain, tetapi ada orang-orang yang harus diwaspadai karena mempunyai sifat dan sikap seperti yang telah Saya jabarkan diatas. Makanya Ku namakan "Teman yang Berbahaya".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline