Dialog Jakarta-Papua yang digagas oleh Jaringan Damai Papua (JDP) diramalkan bakal ditolak oleh Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang saat ini diketuai oleh Victor Yeimo.
Benih-benih penolakan KNPB terhadap Dialog Jakarta-Papua sudah tampak saat diadakannya Konferensi Perdamaian Papua (KPP) dan Kongres Rakyat Papua (KRP) yang keduanya sama-sama diselenggarakan pada tahun 2011 di kota Jayapura, Papua. Saat itu, KNPB masih diketuai oleh Bukhtar Tabuni yang saat ini menjabat sebagai Ketua Parlemen Nasional Papua Barat (PNPB).
Meskipun pada Selasa kemarin (16/4) Ketua Komisi A DPR Papua, Ruben Magay menanggapi positif adanya draft Dialog Jakarta-Papua yang telah diberikan JDP kepada pemerintah pusat, namun sangat besar kemungkinan bakal tidak didukung oleh KNPB maupun PNPB.
Lalu, apa motivasi KNPB dan PNPB menolak upaya-upaya perdamaian di Papua ? Bukankah salah satu isi deklarasi KPP 2011 adalah menetapkan Benny Wenda sebagai salah satu dari lima juru runding Organisasi Papua Merdeka (OPM) dalam Dialog Jakarta-Papua ? Dengan demikian sangat pantas jika rakyat Papua menilai bahwa KNPB dan PNPB adalah kumpulan para avonturir politik yang senantiasa berupaya menggagalkan proses perdamaian Papua. Lebih dari itu, KNPB dan PNPB memiliki standar ganda terhadap Benny Wenda selaku pimpinan tertinggi OPM di Inggris karena di satu sisi mendukung perjuangan Benny Wenda dan di sisi lain menolak hasil KPP 2011 yang menetapkan Benny Wenda sebagai salah satu juru runding OPM dalam Dialog Jakarta-Papua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H