Lihat ke Halaman Asli

Julia Inayah

mahasiswa

Keheningan dalam Kebaikan

Diperbarui: 12 April 2024   08:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pemateri : Dr. Nablur Rahman Annibras, Lc., M.Hum

Kamis, 21 Maret 2024, 10 Ramadhan 1445 H 

 

Merenungkan 23 Pesan tentang Spiritualitas dan Kemanusiaan

Pada malam yang sunyi, di antara gemerlap bintang-bintang yang menjelajahi langit, seringkali kita merenung tentang kehidupan dan makna di balik setiap langkah yang kita ambil. Tatkala kita menatap ke dalam diri, terdengarlah suara-suara yang mengajak kita untuk berpikir lebih dalam tentang keutamaan bersuci, kekuatan zikir, shadaqah, interaksi dengan Al Quran, dan perbuatan manusia yang kembali kepada dirinya. Dalam perjalanan spiritualitas dan kemanusiaan, hadis ke-23 menjadi pangkal dari penjelajahan kita, mengajak kita untuk merenungkan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya.

Bersuci, sebuah perbuatan yang terkadang dianggap remeh, namun memiliki keutamaan yang luar biasa dalam agama dan kehidupan kita sehari-hari. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kita tentang pentingnya bersuci dalam hadis ke-23, dengan mengatakan bahwa “Al Suci setengah dari Iman.” Kata-kata ini memberikan gambaran betapa pentingnya menjaga kebersihan, baik secara fisik maupun spiritual. Bersuci tidak hanya membersihkan tubuh kita dari kotoran dan debu, tetapi juga membersihkan hati dan jiwa dari dosa dan kekotoran batiniah. Dengan bersuci, kita mempersiapkan diri untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan hati yang suci dan murni.

Namun, bersuci bukanlah tujuan akhir dalam perjalanan spiritual kita. Keutamaan dan kekuatan zikir juga menjadi bagian penting dalam memperkuat ikatan kita dengan Sang Pencipta. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita bahwa “Seorang Muslim yang banyak berzikir kepada Allah adalah seperti pohon yang tidak memiliki daun kering.” Dalam kehidupan yang serba sibuk dan penuh dengan distraksi, zikir merupakan benteng pertahanan kita dalam menjaga ketenangan dan kekuatan spiritual. Setiap kalimat zikir yang kita ucapkan merupakan bukti cinta dan kepatuhan kita kepada Allah, yang akan menjadi amal yang terus mengalir dalam kehidupan kita.

Tidak hanya dalam bentuk zikir, tetapi juga dalam pemberian shadaqah kita menemukan keutamaan yang besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan bahwa “Shadaqah dapat memadamkan dosa seperti air memadamkan api.” Dengan memberikan sebagian dari harta kita kepada yang membutuhkan, kita tidak hanya membantu mereka yang kurang beruntung, tetapi juga membersihkan diri kita dari dosa-dosa yang telah kita lakukan. Shadaqah membuka pintu-pintu kebaikan dan berkah dalam hidup kita, serta memperluas jaringan kasih sayang di antara sesama manusia.

Interaksi dengan Al Quran adalah suatu keharusan bagi setiap muslim yang menginginkan petunjuk dan keberkahan dalam hidupnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya.” Al Quran bukanlah sekadar kumpulan kata-kata yang terhimpun dalam lembaran-lembaran kertas, tetapi merupakan petunjuk hidup yang harus kita renungkan dan amalkan setiap hari. Dalam setiap ayat yang kita baca, terdapat kearifan dan petunjuk yang dapat membimbing kita menuju kehidupan yang lebih baik.

Perbuatan manusia kembali kepada dirinya sendiri adalah sebuah prinsip yang mengingatkan kita bahwa setiap tindakan yang kita lakukan akan memiliki konsekuensi, baik itu di dunia maupun di akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa “Setiap perbuatan akan dibalas berdasarkan niatnya.” Hal ini mengingatkan kita untuk selalu memperhatikan niat dan tujuan di balik setiap tindakan yang kita lakukan. Kebaikan yang dilakukan dengan niat yang tulus akan menjadi ladang amal yang subur di akhirat, sementara perbuatan yang dilakukan dengan niat yang buruk akan menimbulkan dosa dan penyesalan di kemudian hari.

Dalam perjalanan spiritual dan kemanusiaan ini, hadis ke-23 memberikan panduan dan arahan yang berharga bagi kita. Melalui keutamaan bersuci, kekuatan zikir, pemberian shadaqah, interaksi dengan Al Quran, dan kesadaran akan konsekuensi dari perbuatan kita, kita dapat membimbing diri kita sendiri menuju kehidupan yang lebih bermakna dan berarti. Dalam hening malam yang sunyi, mari kita renungkan dan amalkan pesan-pesan yang terkandung dalam hadis ini, sehingga kita dapat menjadi manusia yang lebih baik, lebih baik, dan lebih dekat kepada Allah SWT.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline