Lihat ke Halaman Asli

Julia Anugrah

Mahasiswa

Art Therapy Jadi Solusi Kesehatan Mental pada Masa Pandemi

Diperbarui: 25 Desember 2020   18:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Saat ini, virus Corona menjadi masalah global yang bisa mengancaman keamanan manusia. Terlebih lagi, virus corona atau yang lebih dikenal dengan sebutan Covid-19 merupakan jenis virus yang dapat menyebar, menular, dan menginfeksi siapa saja. Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Republik Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 21 Desember 2020 adalah 664.930 orang dengan jumlah kematian 19.880 orang. 

Tingkat kematian (case fatality rate) akibat Covid-19 adalah sekitar 3%. Tanda atau gejala seseorang ketika terinfeksi Covid-19 dapat berupa demam (suhu tubuh diatas 38 derajat celcius), batuk kering, kelelahan, sesak napas, nyeri dada, sakit kepala, sakit tenggorongan, hingga hilangnya kemampuan berbicara atau bergerak dan sebagainya.

Sebagai bentuk pencegahan terhadap keberadaan Covid-19 agar jumlah masyarakat yang terinfeksi dapat dikendalikan, beberapa instansi pemerintahan atau perkantoran swasta mengeluarkan kebijakan WFH (work from home) serta adanya kebijakan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) untuk anak sekolah. 

Dua kebijakan ini tentu sangat berpengaruh terhadap upaya pencegahan penyebaran Covid-19 namun di sisi lain juga dapat menimbulkan hambatan tersendiri terutama dalam sarana prasarana. 

Tidak hanya itu, kebijakan WFH maupun PJJ yang diterapkan saat ini telah berlangsung selama berbulan-bulan dimana hal ini tentu dapat menyebabkan rasa bosan bahkan stres. Maka dari itu, untuk mengatasi permasalahan kesehatan mental yang dapat dialami masyarakat pada masa pandemi ini, art theraphy bisa menjadi salah satu solusi.

Laman Psychology Today menyebut bahwa art theraphy merupakan terapi yang melibatkan penggunaan teknik kreatif, seperti menggambar, melukis, membuat kolase, mewarnai hingga memahat. 

Hal ini untuk membantu orang mengekspresikan diri dan memeriksa kondisi psikologis melalui karya seni yang dibuat. Terapis nantinya akan memecahkan kode, simbol, metafora dan pesan nonverbal yang tertuang dalam karya seni tersebut. 

Art therapy disinyalir membuat pasien terapi lebih memahami perasaan dan emosi terdalam mereka. Maka, dengan kata lain art theraphy cocok diterapkan untuk masyarakat di berbagai kalangan umur dimana art theraphy memiliki kegunaan untuk meredakan stres, depresi, dan sebagainya yang tentunya membuat kesehatan mental lebih stabil di masa pandemi ini.

Referensi:

Pane, Merry Dame Cristy. (2020). Virus Corona. [online].

Zakiah, Nena. (2020). Stres di Masa WFH dan Isolasi? Coba Art Therapy, Ini 7 Fakta Ilmiahnya. [online].




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline