Lihat ke Halaman Asli

KRL AC Ekonomi yang Mengecewakan

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang, setiap pagi, saya harus  naik KRL AC Ekonomi untuk berangkat kekantor, jadwal keberangkatan dari Stasiun Citayam pukul 06.37 WIB, terkadang kereta tersebut on time berangkatnya, terkadang juga terlambat. Naik KRL AC ekonomi sekarang-sungguh sangat mengecewakan, karena selain penumpang yang sangat  banyak, akibatnya membludaknya Penumpang, setelah  keluar dari kereta , otot tangan dan kaki serta badan saya  rasanya pegel linu semua. Pernah sekali-kali otot tangan seperti terkilir rasanya, karena terlalu lama berpegangan didalam kereta yang penumpang sungguh-sunguh  sangat padat, hingga kita  tak bisa bergerak kekiri atau kekanan lagi

Selain itu naik KRL AC Ekonomi sekarang, kondisi nya sungguh sangat mengkhawatirkan, didalam kereta yang namanya  AC ekonomi, jendela dan pintu kereta sudah tidak bisa  ditutup lagi, disebabkan penumpang yang begitu banyak. penumpang kereta api AC ekonomi  selalu bertambah di setiap Stasiun,  dimulai dari  stasiun Citayam sampai dengan stasiun Pasar Minggu. setelah stasiun Cawang dan Tebet baru bisa penumpang agak sedikit bernapas lega, karena jumlah penumpang agak sedikit berkurang.

Sungguh ironis  nasib Penumpang KRL AC ekonomi sekarang, tapi mungkin lebih miris lagi kalau naik kereta ekonomi, lebih parah dan menderita dibandingkan AC Ekonomi. Sebaiknya  PT KAI atau PT commuter KRL Jabodetabek sebagai operator satu-satunya kereta api Jabodetabek segera untuk menyiapkan standart operational prosedure atau SOP, konon katanya SOP tersebut sudah ada tapi belum juga di laksanakan dengan baik dan benar.Yang menjadi pertanyaan apakah layak para penumpang KRL AC Ekonomi diperlakukan seperti membawa binatang/ hewan, ayam,kambing,  atau barang yang bisa dimasukkan  semuanya  kedalam gerbong KRL AC Ekonomi yang sudah terlalu amat penuh, dari kapasitasnya dan  melebihi dari daya angkut yang sewajarnya. Mungkin setelah ada korban tergencet atau mati terinjak didalam kereta mungkin nanti Pemerintah baru mulai beraksi atau teriak dari satu Instansi ke Instansi lain.

Sekarang KRL AC Ekonomi tak ubahnya dengan KRL ekonomi biasa, cuma bedanya karena ada kipas angin saja. selain itu, sama saja dengan KRL ekonomi biasa, tidak ada yang istimewa lagi dari KRL AC Ekonomi tersebut. Selama diperjalanan juga kita masih agak bisa bernapas apabila berada di kipas angin, tapi jika tidak maka suasana panas, berkeringat  dan berdesakan akan terus menemani selama di perjalanan, ditambah lagi dengan aroma tubuh dari para penumpang yang kadang membuat kita menjadi pusing selama perjalanan. Sikat- sikut badanpun  terus saya alami ketika naik KRL AC ekonomi.

Yang membuat Kadang emosi saya dan  penumpang apabila KRL AC Ekonomi telah sampai di  Stasiun Pasar Minggu atau  Stasiun Manggarai, maka KRL AC Ekonomipun  harus menunggu lama  lagi untuk menunggu KRL Ekspress dan kereta dari Jawa lewat terlebih dahulu, pernah hampir menunggu 15 menit barulah KRL AC Ekonomi berangkat kembali. perasaan dongkol dan kesalpun harus kita terima, sungguh  sangat menyedihkan bagi saya ,dan semua penumpang KRL AC Ekonomi. Setiap hari memang kita harus dilatih kesabaran apabila ingin naik KRL AC ekonomi. Sudah sewajarnya  Kereta api dari luar Kota atau kereta yang berasal dari pulau Jawa tidak perlu  lagi  atau dilarang masuk ke Stasiun Gambir, karena waktu keberangkatan para penumpang menjadi terganggu apabila kereta tersebut lewat, lebih baik di pindahkan saja ke Stasiun Jatinegara, karena hanya melayani khusus untuk keberangkatan ke Jawa saja. reformasi  perkeretaapian di Indonesia khususnya KRL Jabodetabek sudah harus segera dilakukan,  kenyamanan, ketepatan waktu  dan efisiensi   perlu dipertegas kembali, jika tidak menginginkan Penumpang KRL  kecewa setiap hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline