[caption caption="sumber gambar dari [http://kaca-buku.blogspot.co.id/2014_02_01_archive.html]"][/caption]
“Bertahun yang lalu aku berkata “pertahankan!
Bertahun yang lalu sengaja kau seret bilik-bilik bambu kami
Bertahun yang lalu diantara batu nisan tempatku berceloteh bisu
Bercengkrama dengan angin sunyi dan bau amis darah beku”
Terang menyilaukan, bahkan membakar jiwa tergelap.
“Bukan jiwaku kan?”
“Kau terpilih semesta. Semua inderamu rasakan keberadaan kami. Diantara sekat waktu, tempat dan ruang.”
“Aku tak punya pilihan,” kedikkan bahu, sepenuhnya setujui pernyataan itu.
Lalu lalang rupa-rupa manusia lintasi tubuhku. Trans Studio Supermall tak pernah benar-benar sepi. Gerak mulutku terabaikan mereka, tak ada headset, pun jam digital terhubung gawai super pintar.