Lihat ke Halaman Asli

Libido Orin

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Ditatapnya dengan penuh seksama didepan cermin yang besarnya hanya berukuran 20x10cm itu. Orin masih terlihat segar dan nampak awet muda diusianya yang tengah menginjak 35 tahun, dengan bentuk wajah oval dan hidung mancung, sosok Orin selalu menjadi perhatian lawan jenis.

Bagaimana tidak tubuh yang semampai, tinggi kira-kira 165cm sangat menunjang penampilannya dalam balutan pakaian apapun. Dan hari ini Orin sengaja menggunakan dress hitam tigaperempat lengan pendek dipadu dengan bolero warna coklat.

Tak lupa wedges ukuran 10 senti makin menambah keelokan betis itu, terlihat sempurna dan napak seksi. Rambut teruarai sebahu disisirnya dengan sembarang lantas diacak-acak dengan kedua jemari, untuk menambah volume rambut agar terlihat mengembang.

"Mana ada pria yang mampu menolak ajakan kencanku malam ini..!" Sambil mematut giginya depan cermin, Orin merasa sangat percaya diri. Dan ia pun mengenang kejadian tadi siang di kantor tempatnya bekerja sebagai PR (publik relation). Bos Rudy yang selama ini dianggapnya dingin terhadap para karyawannya. Hanya hitungan jam ternyata luluh dalam pelukan Orin.

"Orin.. bisa masuk sebentar!.." terdengar panggilan dari line telepon  yang ada dihadapannya.

"Ya, pak. saya segera kesana!" Bergegas  menuju ruangan bos Rudy yang hanya berjarak 2 meter dari ruangannya, dengan hati-hati Orin mengetuk pintu ruangan bos Rudy.

"Masuk Rin!" bos Rudy dengan nada suara tegas, sudah mengetahui siapa yang mengetuk pintu.

"Ada yang bisa Orin bantu pak?.." lantas bos Rudy mempersilahkannya duduk. Ada semacan rasa yang aneh dirasakan Orin saat ini. Dadanya bergemuruh dan suhu tubuhnya tiba-tiba memanas "ahh kenapa aku ini!.. kok aku malah memandangi bokong si boss".. lagian kenapa juga si bos ini membelakangiku" gerutu Orin dalam hati.

"Ya, saya perlu bantuan kamu untuk mencatat daftar rekanan kita. Karena Lely hari ini tidak masuk anaknya sakit (lely adalah sekretaris pribadi bos Rudy) "..dan list itu saya butuhkan hari ini bisa selesai!" bos Rudy memberi penegasan dalam kalimat terakhirnya.

"Baik pak.. saya akan selesaikan  tugas ini secepatnya! Hanya ini kan pak tugasnya?.." lalu bos Rudy menjawab pertanyaan Orin dengan sigap. "Ya. hanya itu untuk sementara ini!". "Baik pak, saya kembali ke ruangan dulu. Sambil beranjak dari kursi Orin mencoba bangkit.. "Lho.. lho, kamu mau kemana? sudah kerjakannya disini saja..!" tukas bos Rudy. Tanpa banyak kata Orin pun melaksanakan tugas itu dengan segera.

Saking asik dengan tugas yang dikerjakan, Orin tak menyadari bahwa sepasang mata telah menelisiknya sedari tadi. Rudy  sedikit terhenyak dengan pemandangan yang ada didepan matanya, karena baru kali itu ia mendapati pemandangan yang dirasakannya sedikit aneh, dan hembusan nafasnya terasa memburu cepat, suhu tubuhnya memanas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline