Lihat ke Halaman Asli

{DEAR PPA} Menolak Rindu

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14250326011467835266

Dalam diam rasa ini terus bergejolak menatap hati

Luapan emosi tertatih saat dirimu berucap getir sakti

Gaung terus menerus kau agungkan pada bela arogansi

Pernahkan kau tertidur lelap seraya meraba kediaman raga
Disini titahmu yang masih tertancap kokoh penuh duri
Air mata ini penuh memori mengalirkan desahan luka
Luncuran kalimat kerap kau tuangkan tanpa makna rasa
Sebisa apa dirimu tersenyum meski hanya nyayian bisu
Sengaja kau jejali nuraniku dengan sekelumit jeratan
Kau jambak hati ini dengan temali terulur ikatan suci

Pada apa ku sanggup menghilangkan fakta mentari itu mulai redup
Singgahmu sekedar adanya kupu-kupu yang menari penuh bakti
Kekinian ini pendarkan pelita yang masih terasa buram
Bias melepas namun tak urung ku perjelas tanpa azas
Terus menerus meramu pada hakikat keadaan
Raga ini tergerus namun tetap kokoh pada pendirian

Kau lepas aku resah
Kau dekap aku jenggah
Berbaringku penuh ramah
Lantas gundah..

Bandung, 1 Maret dini hari
@Julayjo

[caption id="attachment_353251" align="aligncenter" width="150" caption="No Urut 15 (telat)"][/caption]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline