Ayah, Bunda, pernah mendengar istilah Toxic Parents ?
Akhir-akhir ini isu mengenai Toxic Parents sedang marak dibicarakan. Toxic parents adalah pola asuh orang tua yang buruk karena tidak mempedulikan dampaknya bagi perkembangan anak. Toxic parents dapat berdampak sangat fatal pada anak. Bahkan pola toxic parents ini seperti lingkaran setan, yang dapat terus diturunkan dari orang tua kepada anak keturunannya. Mengerikan bukan?
Menurut Psychology Today, orang tua yang menerapkan pola asuh toxic parents cenderung tidak menghargai dan memperlakukan anak-anak mereka sebagai individu. Orang tua cenderung tidak mau berkompromi dan tidak bertanggung jawab atas perilaku yang mereka lakukan terhadap anak. Orang tua toxic tidak pernah mengakui kesalahannya atau meminta maaf kepada anak.
Apakah kita sudah menerapkan pola asuh yang tepat ?
Atau ternyata kita termasuk orang tua yang memiliki salah satu dari ciri toxic parents berikut:
1. Toxic Parents cenderung egois dan kurang empati pada anak dan tidak mempertimbangkan kebutuhan atau perasaan anak.
2. Toxic Parents bereaksi berlebihan (dramatis) terhadap apa yang dilakukan anaknya, bahkan tidak bisa diprediksi kemarahannya.
3. Toxic Parents memiliki kontrol yang ketat tanpa kompromi terhadap anak.
4. Toxic Parents jarang memberikan apresiasi dan selalu merasa kurang atas pencapaian anaknya. Cenderung menuntut anaknya menjadi sempurna.
5. Toxic Parents akan mencari orang lain atas kegagalan atau kesalahannya dalam mendidik anak.
6. Toxic Parents cenderung tidak peduli pada kemampuan dan kesanggupan anak mengerjakan sesuatu. Bahkan sering membanding-bandingkan kemampuan anaknya dengan anak lain.