Lihat ke Halaman Asli

Julaikah Subianto

Guru di Yayasan Pupuk Kaltim

Prasangka

Diperbarui: 9 Juni 2023   10:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

Cerpen Komedi


Besok ujian. Buku setebal 361 halaman itu belum kujamah. Aku benci hafalan. Tetapi aku suka menghafal deretan nama-nama mantanku. Aku juga tidak suka peta buta. Tapi aku sering terjerumus cinta buta.  
"Den, ada tamu," kata ibuku.

Pak Sarwo, dosenku yang beristri dua itu sudah duduk manis di ruang tamu.

"Bapak? Mohon maaf, ada apa ya, Pak?" tanyaku.

Pak Sarwo hanya tersenyum nakal.  

"Engga apa-apa, cuma pengin ketemu kamu saja," jawabnya santai.

"Maaf ya, Pak. Saya lagi belajar," kataku sambil menahan emosi.

"Oke, Bapak pulang. Tapi jawab dulu pertanyaan Bapak," kata Pak Sarwo dengan serius.

"Baiklah, Bapak mau tanya apa?" aku mulai geram.

"Apakah kamu bersedia Bapak lamar, Den?" jawab Pak Sarwo.

"Tolong jangan main-main, Pak. Maaf, saya harus belajar," kubanting bukuku di meja tamu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline