Lihat ke Halaman Asli

Tjung Julai

Write, write, write

Dokter Cinta

Diperbarui: 14 Mei 2019   15:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Ibu Tiwi, silahkan masuk."

Perlahan seorang wanita berbalutkan busana batik bangkit dari kursinya, usianya 73 tahun, mengumbar senyumnya kepada pasien lain yang masih menunggu giliran. Entah apa yang membawanya menemui dr. Cinta. Dengan langkah anggun ia melangkah ke ruang praktek dr. Cinta yang menyambutnya dari balik mejanya dengan senyum hangat.

"Silahkan duduk ibu Tiwi. Ada keluhan apa ibu? Coba ceritakan ke saya, apa yang ibu rasakan?"

"Begini Dok. Belakangan ini saya suka merasa sesak di bagian dada," ujar ibu Tiwi sambil memegang dadanya.

"Bisa ibu ceritakan sejak kapan saja ibu merasa sesak?"

"Kira-kira sudah sebulan ini dok."

"Coba ibu ceritakan kapan saja ibu merasa seperti itu."

"Waktu itu, ketika saya hendak makan, tangan saya ini bertengkar dengan mulut. Mereka meributkan siapa yang paling penting. Akhirnya saya tidak jadi makan. Melihat pertengkaran mereka membuat dada saya sakit, Dok."

"Ada lagi ibu?"

"Ya, ada Dok. Ketika para anggota tubuh mengadakan pemilihan ketua, jantung mengancam akan berhenti berdetak kalau ia tidak terpilih sebagai ketua dari anggota tubuh lainnya. Waktu itu dada saya benar-benar terasa nyeri, Dok. Seperti mau mati rasanya."

Ibu Tiwi menghapus airmata yang jatuh begitu saja membasahi kedua pipinya yang dihiasi perona pipi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline