Lihat ke Halaman Asli

Tjung Julai

Write, write, write

Membangun Sikap Optimis

Diperbarui: 21 Januari 2019   10:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam mengarungi hidup ada berbagai macam peristiwa dapat saja terjadi. Bagaimana kita menyikapi setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita akan menentukan jalan hidup kita selanjutnya.

Kecenderungan manusia biasanya selalu merespon segala sesuatu dengan pesimis. Pikiran apa yang muncul ketika kita mendengar krisis ekonomi sedang melanda dunia? Ada banyak orang langsung berpikir, hidup akan semakin sulit karena harga-harga barang kebutuhan pasti akan melonjak naik. Hutang negara pasti akan membengkak, jadi mau dilakukan tindakan apa pun kita pasti terkena imbasnya. Peristiwa krisis ekonomi di tahun 1998 di Indonesia menjadi momok yang menakutkan.  

Tapi anehnya pemerintah Indonesia lewat Presiden dan menteri terkait malah menyuarakan hal yang berbeda, Indonesia tidak akan mengalami krisis ekonomi seperti yang pernah terjadi dahulu. Rupiah akan terus menguat. Pemerintah terus menunjukkan sikap optimis bahwa bangsa ini adalah bangsa yang kuat, bangsa yang hebat, yang akan terus berkembang. Di tengah pesimisme yang berhembus, pemerintah tetap setia menghembuskan optimisme.

Dan seperti yang dikatakan oleh pemerintah, itulah yang kini terjadi, Indonesia tidak mengalami krisis ekonomi seperti yang pernah terjadi, rupiah terus menguat, dan perekonomian terus bertumbuh.

 Maka dari itu diperlukan suatu keputusan setiap hari untuk membangun sikap optimis. Tanpa adanya keinginan untuk membangun optimisme, otomatis kita dengan sendirinya sikap pesimis akan menjadi sifat dasar kita.

Berikut adalah hal-hal yang dapat kita lakukan untuk membangun sikap optimis:

1. Miliki pola pikir bahwa setiap masalah/tantangan pasti ada jalan keluarnya.

Dengan beranggapan tidak ada solusi bagi masalah/tantangan yang sedang dihadapinya akan membuat orang otomatis menjadi pesimis akan apa pun juga. Tapi berbeda dengan seseorang yang memiliki pola pikir, seberat apa pun masalah/tantangan yang sedang dihadapinya, pasti ada solusinya. Orang ini dengan sendirinya akan menjadi orang yang memiliki sikap optimis. Apa pun yang sedang dihadapi tidak akan bisa menghentikan perjalanan hidupnya. Dia akan terus melangkah dengan pasti menggapai masa depan yang penuh dengan pengharapan.

Saat rupiah terus mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika, orang pesimis akan berkata tidak akan ada solusi untuk permasalahan ini, yang harus dilakukan hanya diam dan pasrah kepada keadaan. Memang inilah yang harus dialami oleh Indonesia. Lalu sibuk menyalahkan pemerintahan yang ada.

Sedangkan mereka yang optimis akan berpikir cara apa yang dapat mereka lakukan untuk membantu penekanan pelemahan terhadap rupiah. Mereka yang mengetok pintu akan dibukakan pintu, mereka yang mencari pasti akan mendapat.

Pemerintah terus melakukan berbagai hal dan menetapkan berbagai kebijakan. Keoptimisan pemerintah disambut oleh beberapa pengusaha besar di Indonesia. Mereka menukarkan mata uang dolar yang mereka miliki ke mata uang rupiah, bahkan ada yang dari dana pribadinya sendiri yang jumlahnya sampai mencapai triliunan rupiah. Bisa dikatakan cara ini sebagai salah satu cara yang berhasil membuat rupiah bangkit kembali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline