[caption id="attachment_138567" align="aligncenter" width="643" caption="pak Wahid (tengah batik coklat) dan ibu berfoto bersama kami (foto: Mardian Purwanto)"][/caption]
Setelah sebelumnya warga Ruwais mengundang bapak dubes M.Wahid Supriyadi untuk menghadiri acara halal bihalal dan perpisahan (linknya silahkan lihat http://luar-negeri.kompasiana.com/2011/09/28/halal-bihalal-perpisahan-dubes-dan-konsuler-kbri-di-ruwais-abudhabi-uae/ ), kini giliran kami diundang oleh bapak dubes dan keluarga untuk menghadiri makan malam di kediamannya yaitu Wisma Duta. Kali ini bapak dubes mengundang kami sebagai perwakilan dari warga Ruwais. Kami datang agak sedikit telat, maklum saja kami datang dari jauh, jarak Ruwais ke pusat kota Abudhabi menempuh sekira 2,5 jam, itu bila kami tidak tersasar, dan memang kami sempat kesasar karena ini pertama kali kami datang ke Wisma Duta. Wisma Duta berlokasi agak dipinggir pusat kota yaitu di 63 street Mussafah. Jalanan yang sepi membuat kami agak bingung mencari lokasi, ternyata ini adalah lokasi rumah para dubes dari seluruh dunia terlihat dari bendera-bendera yang terpasang di atas rumah. Akhirnya kami menemukan bendera Indonesia yang berkibar, sampailah kami di Wisma Duta. Ketika kami masuk acara sudah berjalan, pak dubes baru saja selesai menyampaikan sambutannya dan dilanjutkan sambutan dari perwakilan tamu yang memberikan cendera mata untuk pak dubes dan ibu. Tak menunggu lama acara kemudian berlanjut ke acara puncak yaitu makan malam, dengan menu yang menggugah yaitu; Sate ayam, Sayur tahu (sayur tahu KBRI terkenal enak sekali), kwetiauw, ikan asam manis, steak dan baso, ada menu desert kue-kue khas indonesia, yang paling enak onde-onde nya. Acara makan malam berlangsung dengan hangat, bapak Wahid dan ibu tak segan menyapa para tamu yang hadir dan berbincang-bincang dengan para tamu, pada kesempatan itu hadir pula dubes Indonesia untuk Sudan yang sedang transit di UAE. Acara ramah tamah berlangsung hangat dan seru tak terasa malam pun beranjak larut acarapun diakhiri dengan berfoto-foto sejenak. Sekilas tentang pak Wahid Pak Muhammad Wahid Supriyadi (50) adalah seorang sosok yang menginspirasi, seorang pejabat yang sederhana dan bersahaja. Perawakan nya yang kecil dengan sorot mata yang tajam, dan gerakannya yang gesit tak heran Ia seringkali menang bila bermain bulu tangkis olahraga kegemarannya. Lahir di Kebumen Jawa Tengah tepatnya di Desa Winong kecamatan Mirit, Ayahnya adalah seorang guru SD. Ya, pak Wahid memang wong ndeso dengan cita-cita yang besar, berawal ketika remaja pak wahid gemar mendengarkan siaran radio channel BBC dan VOA, agar mengerti siaran nya pak Wahid berusaha untuk belajar bahasa inggris, dari sinilah kecintaannya terhadap bahasa inggris dimulai. Ketika lulus dari SMA pak Wahid memutuskan untuk kuliah mengambil jurusan sastra inggris di UGM Yogya. Jiwa kemandirian telah tertanam semenjak itu, dengan bermodalkan kefasihan bahasa inggrisnya pak Wahid memberikan kursus bahasa inggris di sejumlah bimbingan belajar. Lulus Perguruan tinggi pak Wahid sempat menjadi dosen di sebuah universitas di Jakarta, kemudian lolos test PNS Deplu dan Sekolah Dinas Luar Negeri pada tahun 1985. Kariernya di Deplu antara lain adalah menjadi Atase Kedutaan Besar RI di Canberra Australia, konsulat muda KJRI di Melbourne Australia 1995-1999. Selama tiga tahun yakni 2002 hingga 2004 juga pernah menduduki jabatan Direktur Informasi dan Media bersama Martin Natalegawa yang kini menjadi Menteri Luar Negeri. Setelah itu kembali lagi ke Australia selama 3 tahun untuk kemudian pulang ke Indonesia pada tahun 2007 untuk mengikuti uji kelayakan menjadi dubes UAE hingga akhirnya resmi menjadi dubes UAE pada Mei 2008. Pak Wahid dan ibu mempunyai 3 orang anak, anak yang pertama di Australia melanjutkan pendidikan di Monash University, yang kedua di Yogyakarta yaitu Fakultas kedokteran UGM sedangkan yang bungsu di Abudhabi masih SMU. Sebelum mengakhiri masa jabatannya di UAE pada November mendatang, Pak wahid ditunjuk menjadi caretaker untuk ACAD (ASEAN Committee in Abu Dhabi) pada ASEAN Gathering dalam rangka ulang tahun ASEAN ke 44 di abudhabi pada tanggal 9 agustus yang lalu (sumber Antara). Sementara itu terkait akan berakhirnya masa jabatan beliau sebagai dubes UAE, gonjang ganjing siapa penggantinya sudah mulai terdengar, yaitu akan ditempatkannya Patrialis Akbar sebagai pengganti pak Wahid (sumber Tribunnews.com), tetapi sampai berita ini di turunkan belum ada kepastian mengenai hal ini. Kami warga Indonesia di UAE hanya bisa menunggu, siapapun pengganti pak Wahid diharapkan lebih baik lagi dari dubes sebelumnya, serta berkomitmen tinggi untuk mengharumkan nama bangsa Indonesia di mata UAE. Last but not least, Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Wahid dan ibu yang telah mnyelesaikan tugasnya dengan baik, kami doakan dimanapun bapak dan ibu berada kesuksesan akan menyertai. Aamiin. [caption id="attachment_138568" align="aligncenter" width="571" caption="(foto:Mardian Purwanto)"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H