Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Jul

Mahasiswa

Jejak Misterius Raden Wijaya dan Peradaban Majapahit yang Tersembunyi - PMM 4 UNAIR

Diperbarui: 11 Maret 2024   00:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

PMM 4 UNAIR - Berada di Dusun Kedungwulan, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Situs Siti Inggil memikat dengan kisahnya yang menakjubkan. Dianggap sebagai tempat peristirahatan terakhir Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit, situs ini menyimpan legenda mukso (menghilang) atau diperabukan sang raja. Diketahui juga dengan sebutan Lemah Geneng, yang mengandung arti yang sama dengan Siti Inggil, yakni tanah tinggi yang mengagumkan.

Namun, jangan bayangkan Situs Siti Inggil sebagai makam konvensional. Lebih dari itu, ia adalah situs dengan bangunan petirtaan yang menggugah rasa ingin tahu. Terlebih lagi, nama "Siti Inggil" sendiri bermakna "Tanah Tinggi", mungkin merujuk pada status sosial atau letak geografisnya yang menarik. Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim menemukan situs purbakala ini sejak tahun 1816, jauh sebelum Indonesia merdeka.

Dokpri

Situs ini tak hanya tempat bersejarah, tetapi juga menjadi pusat perhatian karena kepercayaan bahwa itu adalah tempat pemandian para bangsawan, bahkan mungkin raja atau ratu Majapahit. Penelitian menunjukkan bahwa petirtaan ini digunakan dalam ritual keagamaan, menunjukkan pengaruh kuat Hindu dan Buddha pada masa Kerajaan Majapahit.

Dokpri

Sebagai petilasan Raden Wijaya, Siti Inggil diyakini menjadi embrio kelahiran Majapahit pada tahun 1293 Saka atau sekitar 1500 Masehi. Bangunan dengan fondasi dari bata kuno ini memiliki ukuran sekitar 15x15 meter persegi, dengan akses melalui tangga di sisi selatan dan timur.

Dokpri

Keberadaan pohon kesambi raksasa yang menjulang di atas bangunan utama menambah kesan mistis situs ini. Dengan lima nisan di dalam kompleksnya, termasuk nisan Raden Wijaya sendiri, serta permaisuri dan selir-selirnya, serta abdi kinasih, Situs Siti Inggil menjadi tempat yang kaya akan cerita dan sejarah. Di luar kompleks makam, terdapat sumur tempat bersemedi bagi para peziarah, yang diyakini memiliki air yang berkhasiat. Adapun disini pintu yang setengah terbuka iyalah menyimbolkan penghormatan kepada makam makam yang terdapat didalamnya, bendera merah putih yang membentang tembok siti Inggil dikarenakan pada zaman dahulu kerajaan Majapahit beerhasil menyatukan nusantara, bukan hanya itu saja di siti Inggil terdapat pula kain motif hitam putih melambangkan keseimbangan sedangkan kain kuning menginspirasi dari warna surya Majapahit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline