Bagaimanakah Sistem Pendidikan Indonesia dan Luar Negeri ? Antara Teori dan Praktik!
Sistem pendidikan adalah fondasi utama dalam membangun generasi masa depan yang kompetitif. Namun, perbedaan signifikan antara pendidikan di Indonesia dan luar negeri sering kali menjadi bahan diskusi, khususnya dalam aspek teori dan praktik. Artikel ini membahas perbedaan tersebut dengan merujuk pada pendapat ahli serta rekomendasi perbaikan.
Bagaimanakah pendidikan Indonesia? Apakah baik-baik saja? Dan bagaimana dengan pendidikan luar negeri?
Oke, sekarang mari kita ulas bersama.
1. Dominasi Teori dalam Pendidikan Indonesia
Pendidikan di Indonesia cenderung berorientasi pada teori. Mayoritas kegiatan pembelajaran berpusat pada hafalan dan penyelesaian soal, sehingga siswa kurang mendapatkan kesempatan untuk menerapkan ilmu secara langsung. Menurut Darmaningtyas (2016), pendidikan Indonesia masih didominasi oleh pendekatan "banking education," di mana guru dianggap sebagai pemberi ilmu, dan siswa hanya sebagai penerima pasif.
Masalah ini diperparah oleh kurikulum yang padat dan kurangnya fasilitas untuk pembelajaran praktis. Misalnya, pelajaran sains di Indonesia sering kali hanya berfokus pada rumus tanpa melakukan eksperimen laboratorium yang mendalam. Hal ini berbeda jauh dengan sistem pendidikan di luar negeri.
2. Pendidikan Luar Negeri: Mengutamakan Praktik dan Kreativitas
Negara-negara maju seperti Finlandia, Jerman, dan Jepang lebih mengutamakan pembelajaran berbasis praktik dan pengembangan keterampilan siswa. Di Finlandia, misalnya, siswa diajak untuk memecahkan masalah dunia nyata melalui pendekatan problem-based learning. Hal ini memungkinkan siswa untuk memahami bagaimana teori diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (Sahlberg, 2011).
Jerman memiliki sistem pendidikan dual system yang menggabungkan teori di sekolah dengan pelatihan langsung di industri. Model ini menciptakan lulusan yang siap kerja dan memiliki keterampilan praktis yang relevan. Menurut sebuah laporan oleh OECD (2020), pendekatan ini membuat tingkat pengangguran muda di Jerman jauh lebih rendah dibandingkan negara lain, termasuk Indonesia.
3. Kesenjangan Fasilitas dan Kurikulum