(Koneksi antar Materi -- Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 CGP Angkatan 9)
Seperti diketahui bahwa Bapak Pendidikan Indonesia atau Menteri Pendidikan pertama di indonesia adalah Ki Hajar Dewantara, terlepas beliau penggagas kemerdekaan belajar atau bukan---mungkin akan terjawab dari beberapa refleksi yang akan saya berikan.
Pendidikan Zaman Kolonial
Muncul pertanyaan, mengapa pendidikan zaman kolonial perlu dibahas di sini? Apa sebetulnya perbedaan pendidikan zaman kolonial dan pendidikan sekarang?
Ibarat kita berkendara, mesti kita harus perhatikan kaca spion kendaraan kita, apakah kita sudah berada di jalan yang benar, apakah aman di sisi kanan atau kiri jalan kita, dan apakah tidak ada kendaraan lain yang dekat dengan kita pada saat kita hendak putar haluan atau berbelok sehingga kemungkinan bertabrakan tidak terjadi.
Muncul pemikiran, sebetulnya ada persamaan dan perbedaannya. Persamaannya adalah sama-sama mempunyai tantangan baik pendidikan zaman kolonial maupun pendidikan zaman sekarang. Tantangannya adalah kalau dulu tantangan itu muncul ketika kita dihadapkan dengan kaum penjajah-- tentunya pendidikan tidak akan bisa secara luas dan menyeluruh, ada batasan-batasan yang sempit untuk bisa manfaat dari pendidikan itu dirasakan oleh warga negara Indonesia. Bangsa Kolonial hanya menempatkan pendidikan semata-mata untuk dimanfaatkan bagi kepentingan mereka.
Sekarangpun sama, tetap pendidikan mempunyai tantangan, namun perbedaannya kalau dulu kita berhadapan dengan rongrongan dan intimidasi dari kaum penjajah, sekarang tantangan pendidikan itu muncul dari kaum kita sendiri. Bagaimana sulitnya kita para pendidik mengatasi masalah yang muncul dari para murid kita.
Apakah pendidikan pada masa kolonial ini bertujuan untuk mencapai kemerdekaan belajar? Jawabannya adalah iya.
Terbukti dari pendirian Taman Siswa (1922) oleh Ki Hajar dan rekan-rekannya yang berasaskan "Ada untuk Jiwa Masyarakat yang Bebas."
Asas Pendidikan Ki Hajar Dewantara