Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Sehabis Berbagi Rezeki dengan Pipit, Petani Padi Rancabango Sambut Panen Raya

Diperbarui: 2 Februari 2025   07:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bu Mae (54) petani padi di Rancabango, Garut, akan terus berusaha menjaga padinya hingga masa panen tiba. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Kampung Cimuncang, Desa Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pagi ini, Ahad, 2 Februari 2025, diselimuti kehangatan mentari pagi.

Di antara hamparan sawah yang menguning, seorang perempuan paruh baya, Bu Mae (54), tampak sibuk mengawasi padinya.

Beberapa hari lagi, panen raya akan tiba, namun di balik kebahagiaan menyambut panen, tersimpan kekhawatiran akan serangan hama burung pipit.

Setiap pagi dan sore, Bu Mae harus berjibaku menjaga padinya dari serbuan burung pipit.

Dengan alat plastik yang diayun-ayunkan, ia berusaha mengusir kawanan burung pipit yang rakus melahap bulir-bulir padi yang sudah menguning.

Burung-burung kecil itu datang berbondong-bondong, membuat Bu Mae harus ekstra waspada.

"Setiap tahun, kami para petani di sini memang harus berbagi rezeki dengan burung pipit," ujar Bu Mae dengan nada pasrah.

"Mau bagaimana lagi, mereka juga makhluk hidup. Walaupun sudah dijaga sekuat tenaga, tetap saja ada padi yang dimakan burung pipit." ucapnya lagi.

Bu Mae bercerita, serangan burung pipit menjadi masalah yang dihadapi petani padi di Rancabango setiap musim panen.

Burung-burung pipit tidak hanya memakan padi, tetapi juga merusak tanaman, sehingga mengurangi hasil panen.

Meskipun demikian, Bu Mae tidak pernah menyerah. Ia terus berusaha menjaga padinya dengan harapan bisa mendapatkan hasil yang maksimal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline