Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Sejahterakan Petani, Mari Beri Harga yang Layak untuk Petani Indonesia

Diperbarui: 24 Januari 2025   17:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Padi usia tanam 2 pekan di Kampung Cicadas, Desa Margaasih, Kecamatan Cicalengka Kab. Bandung, Jawa Barat. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Petani adalah tulang punggung ketahanan pangan suatu negara. Mereka bekerja keras mengolah lahan, menanam, merawat, hingga memanen hasil bumi untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. 

Namun, seringkali petani menghadapi tantangan besar, salah satunya adalah harga jual hasil panen yang tidak seimbang dengan biaya produksi. 

Kondisi ini mengancam keberlangsungan hidup petani dan berdampak pada produksi pangan nasional.

Mengapa Harga yang Layak Penting bagi Petani?

Harga yang layak bagi hasil panen petani bukan sekadar angka dalam transaksi jual beli. Ini adalah cerminan penghargaan terhadap kerja keras, keringat, dan pengetahuan yang petani curahkan dalam membudidayakan tanah. 

Ketika petani mendapatkan harga yang sepadan dengan kualitas hasil panennya, mereka merasa dihargai dan termotivasi untuk terus meningkatkan produktivitas. 

Sebaliknya, jika harga jual hasil panen terlalu rendah, petani akan merasa dirugikan dan semangat bertani mereka bisa meredup.

Harga yang layak juga memiliki dampak yang luas terhadap kesejahteraan petani dan masyarakat secara keseluruhan. Petani yang sejahtera akan mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi pada perekonomian desa. 

Di samping itu, harga yang stabil dan menguntungkan bagi petani akan mendorong mereka untuk terus berproduksi, sehingga ketersediaan pangan bagi masyarakat terjamin.

Sayangnya, dalam praktiknya, seringkali petani menghadapi tantangan untuk mendapatkan harga yang layak. Salah satu kendalanya adalah adanya rantai pasok yang panjang dan melibatkan banyak pihak, mulai dari petani, pedagang pengumpul, hingga pedagang besar. 

Setiap pihak dalam rantai pasok ini mengambil keuntungan, sehingga harga yang diterima petani menjadi semakin rendah. Lalu, minimnya informasi pasar dan lemahnya posisi tawar petani juga membuat mereka rentan terhadap eksploitasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline