Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Indonesia Kaya Raya, Mengapa Kita Masih Tergoda Produk Impor?

Diperbarui: 4 Januari 2025   05:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - Produk dalam negeri. | Dokumentasi Pribadi/Jujun Junaedi

Indonesia, negeri seribu pulau yang kaya raya dengan sumber daya alam melimpah, seharusnya mampu berdiri kokoh dengan produk-produk dalam negeri yang berkualitas. 

Namun, ironisnya, kita masih sering tergiur oleh produk-produk impor yang membanjiri pasar domestik. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mendasar yakni mengapa dengan segala potensi yang dimiliki, kita masih begitu bergantung pada produk luar negeri?

Sebagai negara berkembang dengan populasi yang besar, Indonesia memiliki pasar yang sangat potensial bagi pertumbuhan industri dalam negeri. 

Kekayaan sumber daya alam yang melimpah, mulai dari minyak bumi, gas alam, mineral, hingga hasil pertanian, seharusnya menjadi modal yang kuat untuk membangun industri manufaktur yang mandiri. 

Namun, realitas yang terjadi justru sebaliknya. Banyak produk yang sebenarnya bisa diproduksi di dalam negeri, seperti tekstil, makanan olahan, hingga barang elektronik, justru masih banyak diimpor.

Kondisi ini tentu saja mengundang berbagai pertanyaan. Apakah produk dalam negeri memang kalah bersaing dalam hal kualitas dan harga? 

Ataukah ada faktor lain yang menyebabkan masyarakat lebih memilih produk impor? 

Pertanyaan-pertanyaan ini perlu dijawab secara mendalam untuk memahami akar permasalahan dan mencari solusi yang tepat.

Mengapa Kita Masih Tergoda Produk Impor?

Indonesia, dengan kekayaan alam yang melimpah dan sumber daya manusia yang besar, seharusnya mampu memproduksi segala kebutuhan masyarakatnya. 

Tetapi realitas yang terjadi justru sebaliknya. Produk-produk impor masih mendominasi pasar domestik. Ada beberapa faktor kompleks yang melatarbelakangi fenomena ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline