Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

TKI Migran Ekonomi: Pahlawan Devisa yang Memerlukan Perhatian Lebih

Diperbarui: 18 Desember 2024   06:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - Tenaga Kerja Indonesia. |KOMPAS.com

Dalam lanskap global yang semakin terhubung, fenomena migrasi tenaga kerja menjadi isu yang tak terelakkan. Indonesia, sebagai negara dengan populasi yang besar dan sumber daya alam yang melimpah, turut aktif dalam arus migrasi ini. 

Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri, khususnya sebagai migran ekonomi, telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian negara. Namun, di balik sumbangsih yang besar tersebut, terdapat sejumlah tantangan dan permasalahan yang harus dihadapi oleh para TKI dan pemerintah.

Kontribusi TKI terhadap Ekonomi Negara

Kontribusi TKI terhadap ekonomi negara tidak hanya sebatas remitansi yang mereka kirimkan. Kehadiran TKI di luar negeri juga membuka peluang bagi peningkatan ekspor produk dalam negeri. 

Banyak TKI yang mengirimkan produk-produk Indonesia kepada keluarga atau teman di negara tempat mereka bekerja. Hal ini secara tidak langsung mempromosikan produk-produk Indonesia dan membuka pasar baru. 

Selain itu, pengalaman bekerja di luar negeri juga memberikan nilai tambah bagi TKI. Setelah kembali ke Indonesia, banyak dari mereka yang memiliki keterampilan dan pengetahuan baru yang dapat dimanfaatkan untuk memulai usaha sendiri atau bekerja di perusahaan-perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja dengan kualifikasi tertentu. 

Dengan demikian, TKI tidak hanya menjadi sumber devisa, tetapi juga menjadi agen perubahan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal.

Namun, di balik kontribusi yang besar tersebut, terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh TKI dan pemerintah. Salah satu tantangan utama adalah perlindungan terhadap TKI dari eksploitasi dan pelanggaran hak-hak asasi manusia. Banyak TKI yang bekerja dalam kondisi yang tidak layak, dengan upah yang rendah, jam kerja yang panjang, dan tanpa perlindungan hukum yang memadai. 

Selain itu, stigma sosial terhadap TKI juga menjadi tantangan tersendiri. Seringkali, TKI dipandang sebelah mata dan dianggap sebagai pekerja kelas bawah. Padahal, mereka adalah pahlawan devisa yang telah berkorban banyak untuk keluarga dan negara.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak. Pemerintah perlu terus meningkatkan kualitas penempatan TKI, memperkuat perlindungan hukum, serta menjalin kerjasama dengan negara tujuan untuk memastikan kesejahteraan TKI. 

Kemudian, masyarakat juga perlu mengubah pandangannya terhadap TKI dan memberikan dukungan moral yang lebih baik. Perusahaan swasta juga dapat berperan aktif dalam memberikan pelatihan dan kesempatan kerja bagi TKI purna. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline