Di balik kesibukan dunia modern, tersembunyi beban tidak terlihat yang dipikul oleh sebagian besar perempuan yakni tanggung jawab perawatan.
Data global menunjukkan fakta mengejutkan bahwa perempuan menyumbang sekitar 70% dari total jam yang dihabiskan untuk merawat anggota keluarga, baik orang tua, anak-anak, maupun anggota keluarga lainnya yang membutuhkan.
Beban perawatan yang tidak setara ini memiliki implikasi yang sangat signifikan terhadap kesejahteraan perempuan, keluarga, dan ekonomi secara keseluruhan.
Artikel ini akan mengupas tuntas fenomena global di mana perempuan menanggung beban utama dalam pekerjaan perawatan.
Kita akan mengkaji mengapa perempuan lebih sering menjadi pengasuh utama, dampaknya terhadap kesehatan fisik dan mental perempuan, serta konsekuensi ekonomi yang ditimbulkan.
Selain itu, artikel ini juga akan membahas upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi ketidaksetaraan gender dalam perawatan, serta langkah-langkah yang perlu diambil di masa depan untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan.
Mengapa Perempuan Lebih Sering Menjadi Pengasuh Utama?
Normatisasi gender selama berabad-abad telah membentuk pandangan masyarakat tentang peran perempuan dan laki-laki dalam keluarga. Perempuan secara tradisional diposisikan sebagai pengasuh utama, bertanggung jawab atas pekerjaan rumah tangga dan perawatan anggota keluarga.
Anggapan bahwa perempuan memiliki naluri alami untuk merawat serta tanggung jawab biologis dalam melahirkan dan menyusui anak telah memperkuat stereotip ini.
Akibatnya, perempuan seringkali merasa berkewajiban untuk mengutamakan kebutuhan keluarga di atas kebutuhan pribadi mereka.
Selain faktor budaya, struktur sosial dan ekonomi juga berperan penting. Di banyak negara, perempuan memiliki akses yang lebih terbatas terhadap pendidikan dan peluang kerja formal dibandingkan laki-laki.