Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Dari Coretan Kapur hingga Digitalisasi: Guru, Inspirasi Sejati dalam Perjalanan Belajar

Diperbarui: 24 November 2024   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pak Guru ini sendirian harus mengajar keenam lokal kelas murid-muridnya di SD Manusela -- Seram Utara (8/4/1987). | KOMPAS/RUDY BADIL

Dulu, ketika dunia masih sederhana, sekolah adalah sebuah bangunan tua dengan jendela kayu yang berderit.

Di dalam kelas, terpampang sebuah papan tulis hitam besar. Seorang guru dengan tangan berkapur putih, dengan sabar menorehkan huruf demi huruf, angka demi angka.

Coretan kapur itu menjadi jendela pertama kita ke dunia pengetahuan. Melalui coretan-coretan itulah, kita belajar membaca, menulis, dan menghitung.

Setiap guratan kapur menyimpan sejuta makna dan membuka cakrawala pemikiran kita.

Guru di masa itu bukan hanya sekedar pengajar, tetapi juga seorang sahabat.

Mereka tidak hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga berbagi cerita, memberikan nasihat, dan menjadi teladan bagi kita.

Dengan sabar dan penuh kasih sayang, mereka membimbing kita melewati masa-masa sulit dan merayakan setiap keberhasilan kita.

Namun, zaman terus berganti. Teknologi berkembang pesat, dan dunia pendidikan pun ikut berubah.

Papan tulis hitam dan kapur putih kini telah digantikan oleh whiteboard interaktif, proyektor, dan berbagai perangkat digital lainnya.

Kelas-kelas pun menjadi lebih modern dan menarik. 

Pembelajaran tidak lagi terbatas pada buku teks, tetapi juga melibatkan berbagai media seperti video, animasi, dan simulasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline