Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Mapel Coding dan AI di Sekolah: Siap atau Tidak, Siap!

Diperbarui: 19 November 2024   18:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siswa SD di Mang. Timur, NTT, simulasi gladi ANBK di hutan untuk menangkap sinyal 4G, Selasa (15/10/24). | KOMPAS.com/Maria Ani/Guri SDi Sopang Rajong

Rencana integrasi mata pelajaran coding dan kecerdasan buatan (AI) ke dalam kurikulum sekolah dasar pada tahun ajaran 2025/2026 telah memicu diskusi hangat di kalangan pendidik, orang tua, dan para ahli teknologi. 

Meski langkah ini dinilai sebagai upaya progresif untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi masa depan yang semakin digital, namun implementasinya tidak semudah membalik telapak tangan.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti (sebaimana dikutip dari Kompas.com), telah menegaskan bahwa penerapan mata pelajaran coding dan AI ini bersifat opsional dan hanya akan diberlakukan bagi sekolah-sekolah yang telah memenuhi sejumlah persyaratan. 

Salah satu syarat utama adalah ketersediaan infrastruktur yang memadai, termasuk akses internet yang stabil dan peralatan teknologi yang mendukung proses pembelajaran.

Mengapa Infrastruktur Jadi Kunci?

Pembelajaran coding dan AI membutuhkan lebih dari sekadar buku teks. Siswa perlu berinteraksi langsung dengan komputer, perangkat lunak, dan berbagai platform online untuk mempraktikkan konsep-konsep yang mereka pelajari. 

Tanpa adanya infrastruktur yang memadai, proses pembelajaran akan terhambat dan tujuan untuk menumbuhkan minat siswa terhadap bidang teknologi tidak akan tercapai secara optimal.

Selain ketersediaan infrastruktur yang memadai, faktor lain yang krusial dalam pembelajaran coding dan AI adalah adanya komunitas yang suportif. Interaksi dengan sesama pembelajar, baik di dalam maupun di luar kelas, dapat memberikan motivasi ekstra dan memperkaya pemahaman siswa. 

Melalui diskusi, berbagi pengalaman, dan kolaborasi dalam proyek, siswa dapat saling belajar dan menemukan solusi atas permasalahan yang mereka hadapi. Komunitas juga dapat menjadi wadah bagi siswa untuk mengembangkan soft skills seperti komunikasi, kerja sama tim, dan pemecahan masalah yang kompleks.

Penting juga untuk diingat bahwa pembelajaran coding dan AI bukanlah proses yang statis, melainkan dinamis dan terus berkembang. Oleh karena itu, kurikulum pembelajaran perlu dirancang secara fleksibel dan adaptif terhadap perkembangan teknologi terbaru. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline