Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Antisipasi Banjir Bandung Timur: Lebih dari Sekadar Kolam Retensi, Solusi Komprehensif Dibutuhkan!

Diperbarui: 5 November 2024   06:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - Kolam retensi Gedebage Kota Bandung, Jawa Barat. Di antara tujuannya untuk mengatas banjir di Bandung Timur | Bandung.go.id

Sebagai warga Kota Bandung, kita tentu tidak asing dengan fenomena banjir Cileuncang, terutama di kawasan Gedebage. Pengalaman pribadi saya beberapa hari yang lalu terjebak dalam banjir tersebut menjadi pengingat nyata akan permasalahan yang masih belum terselesaikan.

Kejadian ini tentunya memunculkan banyak pertanyaan yakni mengapa dengan adanya Kolam Retensi Gedebage, banjir masih saja terjadi? Apakah proyek besar kolam retensi Gedebage ini gagal mencapai tujuannya?

Kolam Retensi Gedebage, Harapan Baru yang Sirna?

Pembangunan Kolam Retensi Gedebage diawali dengan harapan besar sebagai solusi mengatasi masalah banjir di Bandung Timur. Proyek ini digadang-gadang mampu menampung debit air yang tinggi dan mencegah terjadinya banjir cileuncang.

Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa harapan tersebut belum sepenuhnya terwujud. Banjir cileuncang pada saat musim hujan seperti sekarang ini masih rutin terjadi, bahkan di kawasan yang sudah dilengkapi dengan kolam retensi.

Mengapa Banjir Cileuncang Masih Terjadi?

Pertanyaan ini terus menghantui warga Bandung, terutama mereka yang tinggal di kawasan Gedebage. Pembangunan Kolam Retensi Gedebage yang digadang-gadang sebagai solusi mutakhir untuk mengatasi banjir, nyatanya belum mampu meredam sepenuhnya bencana tahunan ini. Ada beberapa faktor kompleks yang saling terkait dan menjadi penyebab utama permasalahan ini.

Pertama, kapasitas tampung Kolam Retensi Gedebage mungkin tidak seideal yang diharapkan. Perhitungan awal mengenai debit air maksimal yang dapat ditampung bisa jadi tidak akurat, atau kondisi lapangan yang dinamis seperti perubahan iklim dan peningkatan intensitas curah hujan telah melampaui perkiraan awal.

Kedua, masalah sedimentasi juga menjadi faktor krusial. Lumpur dan endapan dari aliran sungai yang masuk ke kolam secara terus-menerus mengurangi volume efektif kolam. Akibatnya, kemampuan kolam dalam menampung air berkurang.

Ketiga, sistem drainase di sekitar kawasan Gedebage perlu dievaluasi kembali. Saluran-saluran drainase yang ada mungkin tidak memadai untuk menampung volume air yang besar, terutama saat hujan deras. Selain itu, penyumbatan saluran drainase oleh sampah juga menjadi masalah yang sering terjadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline