Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi

Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Si Kecil Lagi Ngambek? Tenangkan dengan Cara Sederhana Ini!

Diperbarui: 22 Oktober 2024   21:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - Anak tantrum. | SHUTTERSTOCK/DOUBLE_H via KOMPAS.com

Tantrum atau ngambek adalah hal yang wajar dialami anak-anak, terutama saat mereka sedang belajar mengelola emosi. Sebagai orang tua, tentu kita ingin membantu si kecil mengatasi tantrum dengan cara yang tepat. Namun, seringkali kita merasa bingung dan kewalahan menghadapi situasi ini.

Melihat anak kesayangan kita menangis histeris atau berguling-guling di lantai tentu membuat hati kita sebagai orang tua merasa tidak nyaman. Namun, dengan pemahaman yang tepat dan pendekatan yang tepat, kita bisa melewati fase sulit ini.

Mengapa Anak-Anak Ngambek?

Sebelum mencari solusi, penting untuk memahami mengapa anak-anak seringkali mengalami tantrum. Beberapa faktor yang dapat memicu tantrum antara lain:

Anak yang terlalu lelah atau kurang tidur cenderung lebih mudah marah. Kurangnya istirahat dapat mengganggu keseimbangan hormon pada anak, sehingga mereka menjadi lebih mudah rewel dan sensitif.

Kelelahan adalah salah satu faktor utama yang dapat memicu tantrum pada anak. Dengan memahami hubungan antara kelelahan dan perilaku anak, kita sebagai orang tua dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mencegah tantrum dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Kemudian, kebutuhan fisik yang tidak terpenuhi dapat memicu tantrum. Saat perut kosong atau tubuh kekurangan cairan, kadar gula darah anak akan menurun. Hal ini dapat menyebabkan mereka merasa lelah, mudah marah, dan rewel.

Lapar dan haus adalah dua kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Ketika kebutuhan ini tidak terpenuhi, anak akan merasa tidak nyaman dan mudah marah. Dengan memperhatikan tanda-tanda lapar atau haus pada anak dan memenuhi kebutuhan mereka secara tepat, kita dapat membantu mencegah tantrum dan menciptakan lingkungan yang nyaman bagi anak.

Kurangnya stimulasi atau aktivitas yang menarik dapat membuat anak merasa frustrasi. Anak-anak memiliki energi yang sangat tinggi dan rasa ingin tahu yang besar. Mereka membutuhkan stimulasi yang cukup untuk menjaga pikiran dan tubuh mereka tetap aktif. Ketika kebutuhan ini tidak terpenuhi, anak akan merasa frustrasi dan bosan. Rasa bosan ini kemudian dapat memicu berbagai emosi negatif, termasuk marah dan frustrasi.

Kebosanan adalah salah satu faktor yang dapat memicu tantrum pada anak. Dengan menyediakan berbagai stimulasi yang menarik dan melibatkan anak dalam berbagai aktivitas, kita dapat membantu anak merasa lebih bahagia dan mengurangi kemungkinan terjadinya tantrum.

Tantrum adalah cara anak untuk mendapatkan perhatian dari orang tua. Ketika merasa kurang diperhatikan atau membutuhkan validasi, anak-anak mungkin akan bertindak berlebihan untuk menarik perhatian orang dewasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline