Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Optimalisasi Peran Bimbingan Konseling di Tengah Menurunnya Etika Siswa

Diperbarui: 22 Oktober 2024   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - Optimalisasi peran bimbingan konseling di tengah menurunnya etika siswa | Image by Freepik

Penurunan etika siswa merupakan isu serius yang semakin kompleks dalam dunia pendidikan modern. Perilaku kurang sopan, tindakan indisipliner, dan kurangnya rasa hormat kepada guru dan teman sebaya menjadi pemandangan yang semakin sering kita temui.

Kondisi ini tidak hanya menghambat proses belajar mengajar, tetapi juga merusak iklim sekolah yang seharusnya kondusif. Siswa menjadi merasa tidak nyaman, tertekan, dan kehilangan motivasi belajar. Akibatnya, prestasi akademik mereka menurun dan potensi mereka tidak dapat berkembang secara optimal.

Peran Krusial Bimbingan Konseling (BK)

Dalam konteks ini, peran Bimbingan Konseling (BK) menjadi semakin krusial. BK tidak hanya sekadar memberikan nasihat, namun berperan sebagai pendengar yang baik, pembimbing yang bijaksana, dan fasilitator perubahan perilaku siswa.

Identifikasi Masalah

BK memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi akar permasalahan yang menyebabkan penurunan etika siswa. Di sini bagaimana peran penting seorang guru Bimbingan Konseling (BK) dalam mengidentifikasi masalah perilaku siswa, khususnya yang berkaitan dengan penurunan etika

Melalui berbagai teknik seperti wawancara, observasi, dan tes psikologis, BK dapat mengungkap faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku siswa, baik yang berasal dari lingkungan keluarga, teman sebaya, maupun internal siswa itu sendiri.

Bagaimana guru BK secara konkret melakukan identifikasi masalah. Teknik-teknik yang digunakan antara lain teknik wawancara, observasi, tes psikologis, penyuluhan dan edukasi, konseling individual dan kelompok dan lain-lain.

Pertama, dengan wawancara, Guru BK akan berbicara langsung dengan siswa untuk menggali informasi lebih dalam tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman siswa. Melalui wawancara, guru BK dapat memahami perspektif siswa tentang masalah yang dihadapinya.

Kedua, dengan observasi, Guru BK akan mengamati perilaku siswa dalam berbagai situasi, baik di dalam maupun di luar kelas. Observasi ini dapat dilakukan secara langsung atau melalui laporan dari guru mata pelajaran atau teman sebaya siswa.

Ketiga, dengan tes psikologis, tes ini digunakan untuk mengukur aspek-aspek kepribadian, minat, dan kemampuan siswa. Hasil tes psikologis dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kondisi psikologis siswa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline