Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Miris, Eksperimen Sosial Siswa Tak Tahu Pengetahuan Umum: Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Diperbarui: 9 Oktober 2024   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - Eksperimen sosial siswa tak tahu pengetahuan umum. | Foto. Dokumentasi Pribadi

Video viral di TikTok yang diunggah oleh @dino_wakkjess dan kemudian diangkat oleh program Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Selasa (8/10/2024) telah menyoroti sebuah fenomena yang mengundang keprihatinan yakni rendahnya pengetahuan umum di kalangan siswa.

Eksperimen sosial sederhana yang dilakukan oleh sang kreator konten ini berhasil mengungkap fakta mengejutkan tentang kurangnya pemahaman siswa terhadap berbagai hal yang dianggap sebagai pengetahuan dasar.

Apa yang Terjadi dalam Video Tersebut?

Dalam video tersebut, @dino_wakkjess melakukan interaksi langsung dengan sejumlah siswa. Ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana yang berkaitan dengan pengetahuan umum, seperti nama singkatan DPR, MPR, atau Ibu kota salah satu provinsi di Indonesia.

Hasilnya sungguh mengejutkan, banyak siswa yang kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Apa yang Menyebabkan Hal Ini Terjadi?

Beberapa faktor mungkin berkontribusi terhadap rendahnya pengetahuan umum di kalangan siswa, antara lain:

Terlalu fokus pada ujian. Sistem pendidikan yang terlalu berorientasi pada ujian seringkali membuat siswa lebih fokus pada menghafal materi pelajaran daripada memahami konsep secara mendalam.

Terlalu fokus pada ujian telah menciptakan lingkaran setan dalam dunia pendidikan kita. Siswa merasa terbebani oleh tuntutan untuk selalu mendapatkan nilai terbaik, sementara sekolah lebih sibuk mempersiapkan siswa untuk ujian daripada mengembangkan potensi mereka secara utuh.

Akibatnya, proses pembelajaran menjadi mekanis dan kurang bermakna, dan siswa cenderung mengalami stres dan burnout. Padahal, pendidikan seharusnya menjadi proses yang menyenangkan dan memberdayakan.

Kita perlu mengubah paradigma dan fokus pada pengembangan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan keterampilan sosial siswa. Dengan menerapkan metode pembelajaran yang variatif dan penilaian autentik, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih berkualitas dan relevan dengan kebutuhan abad ke-21.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline