Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Obat Politik: Resep untuk Demokrasi yang Lebih Sehat

Diperbarui: 27 Agustus 2024   21:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - Obat politik | Image by Freepik

Demokrasi, layaknya tubuh manusia, rentan terhadap penyakit. Korupsi, ketidakadilan, dan polarisasi adalah beberapa penyakit yang seringkali menggerogoti sistem politik.

Salah satu penyakit kronis yang menggerogoti demokrasi kita adalah ketidakpercayaan publik terhadap institusi. Survei demi survei menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap partai politik, lembaga peradilan, dan media semakin menurun.

Hal ini tentu saja menghambat partisipasi politik dan memperlemah pondasi demokrasi. Selain itu, polarisasi yang tajam juga menjadi ancaman serius. Perbedaan pendapat yang seharusnya menjadi dinamika yang sehat, kini berubah menjadi permusuhan dan saling tuding.

Untuk mencapai kondisi yang sehat dan kuat, demokrasi membutuhkan "obat" yang tepat. Tulisan ini akan merumuskan resep untuk menciptakan demokrasi yang lebih sehat dan berkelanjutan.

A. Mencegah Penyakit

1. Transparansi

Seperti resep dokter yang jelas, pemerintahan harus transparan dalam setiap tindakannya. Warga negara berhak tahu bagaimana uang pajak digunakan, keputusan kebijakan dibuat, dan siapa yang bertanggung jawab atas apa.

Analogi Resep Dokter

Ketika kita sakit dan mengunjungi dokter, kita akan diberikan resep obat yang jelas. Resep tersebut memuat informasi tentang jenis obat, dosis, dan cara penggunaannya. Informasi ini penting agar kita dapat memahami pengobatan yang kita jalani dan mengikuti anjuran dokter.

Transparansi dalam Pemerintahan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline