Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Melestarikan Tradisi Budaya Bangsa melalui Sawer Pengantin di Tatar Sunda

Diperbarui: 30 Juni 2024   17:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - Acara sawer pengantin di Kabupaten Bandung, Ahad (30/6/2024), (Dok. Pribadi)

Sawer pengantin merupakan salah satu tradisi pernikahan adat Sunda yang sarat makna dan nilai budaya. Tradisi ini tidak hanya memeriahkan acara pernikahan, tetapi juga mengandung pesan moral dan nasihat bagi para pengantin yang akan menjalani kehidupan baru berumah tangga.

Di era modern ini, di mana budaya asing mulai menggerus budaya lokal, melestarikan tradisi Sawer pengantin menjadi semakin penting. Sebagai bangsa dan warga yang berbudaya semestinya tiap individu harus menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi dan budaya agar selalu terpelihara dan tak lekang waktu.

Sebagaimana seni tradisi dan budaya bangsa lainnya di Indonesia, sawer pengantin merupakan seni tradisi yang bisa menjadi ciri jati diri bangsa, di tiap daerah masing-masing. Bagi adat Sunda tradisi sawer pengantin bukan hanya tradisi yang turun temurun, namun lebih dari itu sebagai alat atau medis nasihat untuk pengantin yang baru menikah.

Sawer pengantin berisi kata-kata atau syair berupa nasihat kebaikan untuk calon pengantin baru dilantunkan seorang juru kawih atau disebut sinden pengantin. Si sinden menyenandungkan syair yaitu kata-kata penuh makna untuk kebaikan pengantin yang baru menikah.

Selain itu, syair sawer pengantin bukan hanya bermanfaat bagi si pengantin itu sendiri, tapi bisa juga bermanfaat untuk masyarakat lainnya yang ada di sekitar kegiatan berlangsung.

Untuk itu, sawer pengantin yang merupakan bentuk tradisi warisan budaya bangsa Indonesia, khususnya di tatar Sunda yang sudah lama ada dan turun temurun, maka sudah sewajarnya harus dirawat dan dilestarikan oleh warga daerah itu masing-masing. Adapun, warga daerah lainnya harus saling menghormati dengan cara turut mempelajarinya.

Berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian tradisi Sawer Pengantin:

Pertama, meningkatkan edukasi dan pemahaman masyarakat. Penting untuk mengedukasi masyarakat, terutama generasi muda, tentang makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Sawer Pengantin. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti seminar, workshop, dan publikasi di media massa.

Kedua, melibatkan generasi muda dalam pelestarian tradisi. Melibatkan generasi muda dalam prosesi sawer pengantin, baik sebagai peserta maupun sebagai panitia. Hal ini akan menumbuhkan rasa cinta dan tanggung jawab mereka terhadap tradisi budaya Sunda.

Ketiga, memodernisasi tradisi sawer pengantin. Tradisi Sawer Pengantin dapat dimodernisasi agar lebih sesuai dengan zaman tanpa menghilangkan makna dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Contohnya, dengan menggunakan media visual yang menarik dan kekinian dalam penyampaian nasihat kepada para pengantin.

Keempat, mendukung komunitas pelestari budaya. Berikan dukungan kepada komunitas-komunitas yang bergerak di bidang pelestarian budaya Sunda, khususnya tradisi Sawer Pengantin. Dukungan ini dapat berupa dana, pelatihan, atau akses kepada sumber daya lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline