Sekitar pukul 15.30 WIB kemarin sore atau selepas menjalankan ibadah shalat Ashar di Masjid Besar Cicalengka, saya beserta istri dan anak-anak yang masih menghabiskan waktu mudik di kampung halaman dan sore itu sembari menunggu waktu adzan Magrib buka puasa sunnah Syawal.
Cicalengka adalah sebuah kecamatan paling timur kedua di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, setelah kecamatan Nagreg, terletak 34 km dari Kota Bandung atau sekitar 40 menit waktu tempuh di saat normal. Sedangkan ke Soreang (Ibu Kota Kabupaten Bandung) jarak tempuhnya sekitar 46 km.
Cicalengka, selain dikenal kawasan yang agamis karena terdapat banyak pondok pesantren, juga daerah ini adalah kampung halamannya Pahlawan Nasional Perintis Pendidikan Wanita pendiri sekolah Kaoeutamaan Istri di Bandung, yakni Raden Dewi Sartika.
Raden Dewi Sartika adalah wanita asli Sunda yang lahir di Cicalengka, 4 Desember 1984. Di tempat inilah, sempat tinggal Raden Dewi Sartika di bawah asuhan pamannya yakni Patih Tjitjalengka/Cicalengka, semasa Keresidenan pada zaman Hindia Belanda.
Untuk mengenang perjuangan dan jasa beliau, salah satu jalan di Cicalengka diberi nama Jalan Raden Dewi Sartika/Dewi Sartika. Kemudian di depan jalan tersebut terdapat monumen arca setengah dada Raden Dewi Sartika.
Geliat Usaha Pedagag Kali Lima yang Menawarkan Berbagai Jenis Makanan.
Di kampung halaman Raden Dewi Sartika ini, persisnya di alun-alun atau sepanjang jalan Cicalengka Kuulon, mulai Gedung Nasional ujung Barat sampak ke Pacinan berjajar para pedagang kaki lima (PKL) yang menawarkan berbagai makanan dan minuman.
Para pedagang sangat kreatif menjajakan berbagai dagangannya mulai ayam sempol, lumpia basah, Cilgo (cilok goang), tahu gejrot, awung, cendol, thai tea, dan masih banyak lagi. Hebatnya lagi, diantara pedagang, tidak menjual makanan atau minuman yang sejenis.
Contoh ada yang menjual minuman yang hampir mirip yakni berbahan dasar teh, tapi dalam penyajian, campuran rasa dan harga berbeda. Kemudian tukang sate pun beragam, ada sate khas Sunda, sate Madura dan ada sate Padang, yang tentu mempunyai cita rasa yang berbeda.
Ada lagi jenis makanan yang terbuat dari daging ayam, tapi tetap penyajiannya berbeda, antara lain ada aya geprek, ayam goreng serundeng, ayam bakar tulang lunak, pepes ayam, sempol ayam dan ayam bumbu krispi. Di antara jenis makanan persaya saya cicipi dan rasanya berbeda dan enak-enak.
Lanjut ke jenis makanan lainnya yang terbuat dari telor, ada telur gulung, mie rebus campur telor, ketan telor, susu telor, semur tekor dan bebagai asakan dan masakan terbuat dari telor ayam dan puyuh.