Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi 1

Penulis dan Pendidik dari Bandung

Puisi | Gemerlap Jubah Menyamar

Diperbarui: 19 Juli 2024   05:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - Puisi: Gemerlap Jubah Menyamar (Dok. Pribadi)

Di balik tirai kelabu, aku menanti,
Berbalut jubah seribu rupa, tanpa identitas pasti.
Langkah kakiku menjelajah lorong waktu,
Menyamar dalam kisah, menyapa jiwa yang pilu.

Akulah bayangan di cermin retak,
Wajah asing yang terekam dalam tatapan samar.
Bisikan di angin malam, membawa rahasia kelam,
Menyamar dalam melodi, mengusik mimpi yang hampa.

Akulah api di ujung senja,
Menari liar, membakar keraguan dan dosa.
Di balik kobaran jingga, aku bersembunyi,
Menyamar dalam kehangatan, menebus dosa yang terlupakan.

Akulah badai di lautan luas,
Mencambuk ombak, menghempaskan rasa yang kelam.
Di balik gempuran gelombang, aku berlindung,
Menyamar dalam kekuatan, melepaskan diri dari belenggu.

Akulah senyum di balik duka,
Cahaya mentari yang menerangi jiwa yang remang.
Di balik tetesan air mata, aku hadir,
Menyamar dalam kasih sayang, meringankan beban yang tergenggam.

Akulah gemerlap jubah tanpa nama,
Menyamar dalam seribu rupa, membawa makna terdalam.
Di balik setiap langkah, aku tinggalkan jejak,
Menyentuh hati dan jiwa, membuka gerbang kebahagiaan yang tersembunyi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline