Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi 1

Penulis dan Pendidik dari Bandung

Puisi: Lelaki Tak Berhenti Mendaki

Diperbarui: 12 Juli 2024   19:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - Puisi Lelaki Tak Berhenti Mendaki (Dok. Pribadi)

Di kaki gunung, ia berdiri tegak,
Pandangannya tertuju puncak yang gagah.
Tekad membara di matanya yang berbinar,
Langkahnya mantap, siap menantang rintangan.

Tanah terjal dan berbatu tak membuatnya gentar,
Hawa dingin dan kabut tebal tak membuatnya goyah.
Setiap langkah bagaikan doa,
Setiap hembusan napas bagaikan nyanyian puja.

Ia mendaki bukan hanya untuk mencapai puncak,
Tapi juga untuk menguji dirinya sendiri.
Untuk melawan rasa lelah dan takut,
Untuk membuktikan bahwa ia mampu.

Semakin tinggi ia mendaki, semakin indah pemandangan yang terhampar di depan mata.
Langit biru cerah, awan putih yang berarak,
Dan hamparan hutan hijau yang luas tak terkira.

Ia merasa damai dan tenteram di atas sana,
Jauh dari hiruk pikuk dunia yang penuh kesibukan.
Ia merasa dekat dengan alam dan Sang Pencipta.

Setelah berjam-jam mendaki, akhirnya ia mencapai puncak.
Perasaan bahagia dan bangga menyelimuti dirinya.
Ia telah berhasil menaklukkan tantangan,
Ia telah membuktikan bahwa ia mampu.

Ia memandang ke sekelilingnya dengan penuh kekaguman,
Ia merasa bersyukur atas keindahan alam semesta.
Ia tahu bahwa masih banyak gunung yang harus ia daki,
Dan ia siap untuk terus menantang diri sendiri.

Lelaki tak berhenti mendaki,
Ia adalah simbol kegigihan dan keteguhan hati.
Ia adalah inspirasi bagi kita semua,
Untuk selalu berusaha mencapai mimpi dan cita-cita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline