Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi YAG

Penulis dan Pendidik dari Bandung

[Puisi] di Bawah Cahaya Alam

Diperbarui: 9 Juli 2024   05:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - Puisi di Bawah Cahaya Alam (Dok. Pribadi)

Cahaya mentari menyapa pagi,
Menyinari bumi dengan hangat dan damai.
Burung-burung bernyanyi dengan riang,
Membawa melodi indah di alam semesta yang luas.

Angin sepoi-sepoi berhembus pelan,
Membawa aroma bunga yang harum dan segar.
Daun-daun melambai-lambai di dahan,
Menari mengikuti irama alam yang menawan.

Awan putih berarak di langit biru,
Menambah keindahan panorama yang memukau.
Gunung-gunung menjulang tinggi,
Menjaga keasrian alam dengan gagah perkasa.

Sungai mengalir dengan tenang,
Mencerminkan langit yang cerah dan jernih.
Ikan-ikan berenang dengan bebas,
Menikmati kehidupan di alam yang indah.

Manusia berjalan di bawah cahaya alam,
Merasakan kedamaian dan kebahagiaan.
Bersyukur atas karunia alam yang luar biasa,
Menjaga kelestariannya untuk generasi yang akan datang.

Cahaya alam membawa inspirasi,
Memberikan ketenangan dan kedamaian bagi jiwa.
Mengajarkan kita untuk hidup selaras dengan alam,
Menghargai keindahan dan keunikannya.

Di bawah cahaya alam, kita menemukan jati diri,
Keindahan alam yang tak ternilai harganya.
Mari kita jaga dan lestarikan alam ini,
Agar generasi penerus dapat menikmatinya dengan penuh cinta.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline