Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi 1

Penulis dan Pendidik dari Bandung

Menggali Dunia yang Hilang

Diperbarui: 28 Juni 2024   13:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - Puisi Menggali Dunia yang Hilang (Dok. Pribadi)

Di balik kabut tebal, tersembunyi jejak masa silam,
Dunia yang hilang, terkubur dalam kelam.
Kisah yang terlupakan, bisikan di reruntuhan,
Menanti digali, membuka kebenaran.

Langkah kaki menapaki tanah sunyi,
Menyibak ilalang, menerobos duri.
Mencari petunjuk, di balik batu nisan,
Menelusuri jejak, yang terukir samar.

Suara angin berbisik, membawa cerita lama,
Kisah tentang kejayaan, dan kehancuran yang tiba-tiba.
Tentang cinta dan pengkhianatan, tentang perang dan perdamaian,
Tentang kehidupan yang terukir dalam kenangan.

Sedikit demi sedikit, terungkaplah rahasia,
Dunia yang hilang, mulai menunjukkan wajahnya.
Wajah penuh luka, namun menyimpan pesona,
Kisah yang tak ternilai, harta karun yang tak terkira.

Kita gali lebih dalam, bongkar puing-puing masa lalu,
Temukan jejak peradaban, yang hilang ditelan waktu.
Pelajari sejarah, dengarkan suara para leluhur,
Agar kita mengerti diri, dan asal-usul semesta.

Dunia yang hilang, bukan hanya tentang masa lampau,
Tapi juga tentang masa depan yang akan tercipta.
Dengan menggali jejak leluhur, kita temukan jalan,
Menuju masa depan yang lebih cerah, penuh makna.

Teruslah menggali, wahai para penjelajah ilmu,
Dunia yang hilang, menanti untuk dipahami.
Bukalah cakrawala pengetahuan, sebarkan cahaya kebenaran,
Agar dunia ini menjadi tempat yang lebih baik, untuk semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline