Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi YAG

Penulis dan Pendidik dari Bandung

Menjajal Jalan yang Terang

Diperbarui: 26 Juni 2024   17:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - Puisi menjajal jalan yang terang (Dok. Pribadi)

Di bawah langit senja yang jingga,
Langkah kaki menapaki jalan yang terang.
Cahaya mentari mulai sirna,
Digantikan oleh sinar rembulan yang terang.

Angin sepoi-sepoi membelai wajah,
Membawa aroma harum bunga-bunga di taman.
Suara jangkrik mulai terdengar,
Menyambut malam yang semakin larut.

Di jalan yang terang ini,
Kutemui banyak orang yang berlalu lalang.
Ada yang berjalan dengan terburu-buru,
Ada yang berjalan dengan santai.

Masing-masing memiliki tujuan yang berbeda,
Namun semua ingin menuju ke tempat yang terang.
Terang di sini bukan hanya tentang cahaya,
Tetapi juga tentang harapan dan optimisme.

Jalan yang terang ini adalah simbol kehidupan,
Yang penuh dengan rintangan dan lika-liku.
Namun, jika kita terus melangkah dengan teguh,
Kita akan menemukan kebahagiaan dan kesuksesan di ujung jalan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline