Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi YAG

Penulis dan Pendidik dari Bandung

Sejengkal Harapan

Diperbarui: 26 Juni 2024   07:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - Puisi sejengkal harapan (Dok. Pribadi) 

Di genggaman kecil, secercah asa ku genggam erat,
Sejengkal harapan, di hati yang mulai hampa.
Langkah tertatih, di jalan terjal berbatu,
Menuju mentari, yang sinarnya redup redup.

Rasa lelah mendera, keringat membasahi pipi,
Namun tekad membara, tak ingin menyerah begitu saja.
Sejengkal demi sejengkal, ku langkahkan kaki ini,
Menuju mimpi, yang masih samar di kejauhan.

Badai menerjang, rintangan menghadang,
Hati diuji, iman mulai goyah.
Tapi sejengkal harapan, masih ku pegang erat,
Sebagai pegangan, di tengah gelapnya malam.

Ku tanam benih, di tanah yang tandus,
Ku sirami dengan air mata dan doa.
Berharap tumbuh, tunas kecil yang mungil,
Memberikan semangat, untuk terus melangkah maju.

Sejengkal demi sejengkal, ku ukir langkah ini,
Menuju puncak, di mana mimpi kan bersinar.
Meski terluka, dan jatuh berkali-kali,
Sejengkal harapan, takkan pernah ku lepaskan.

Karena aku yakin, di balik awan yang kelabu,
Matahari kan bersinar, membawa kebahagiaan.
Dan sejengkal harapan ini, akan mengantarku,
Menuju masa depan, yang gemilang dan indah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline