Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi YAG

Penulis dan Pendidik dari Bandung

Bergelut dengan Waktu

Diperbarui: 21 Juni 2024   10:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - Puisi bergelut dengan waktu (Dok. Pribadi)

Detak jarum jam tak henti berputar,
Membawa langkah kaki kian terburu-buru.
Mentari pagi menyapa, mentari senja pun pamit,
Dalam hiruk pikuk dunia yang tak henti berlari.

Bergelut dengan waktu, bagai melawan badai,
Tugas menumpuk, deadline kian mendekat.
Pikiran penat, tubuh pun lelah,
Namun semangat tak boleh padam, tekad tak boleh goyah.

Setiap detik begitu berharga,
Tak boleh disia-siakan, tak boleh terbuang percuma.
Manfaatkan waktu sebaik mungkin,
Raih mimpi dan cita-cita yang terpendam.

Di sela kesibukan, sempatkan diri untuk bersantai,
Nikmati alam, dengarkan suara hati.
Ingatlah, hidup bukan hanya tentang mengejar materi,
Tapi juga tentang kebahagiaan dan ketenangan diri.

Bergelut dengan waktu memang melelahkan,
Namun jangan sampai menyerah, teruslah berjuang.
Percayalah, pada akhirnya semua akan terbayarkan,
Kebahagiaan dan kesuksesan akan kau genggam erat.

Catatan:

Puisi ini tentang perjuangan manusia dalam melawan waktu. Waktu terus berjalan tanpa henti, dan kita harus selalu berusaha untuk memanfaatkannya sebaik mungkin. Kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu, karena setiap detik sangat berharga.

Meskipun bergelut dengan waktu itu melelahkan, namun kita tidak boleh menyerah. Kita harus terus berjuang untuk meraih mimpi dan cita-cita. Pada akhirnya, semua akan terbayarkan, dan kita akan merasakan kebahagiaan dan kesuksesan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline